UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI AKU SUKA MEMBACA BASMALAH DAN HAMDALAH MELALUI METODE CERAMAH INTERAKTIF PADA SISWA KELAS 1 SDN SONDAKAN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2023-2024

 

BAB I PENDAHULUAN


A.     Latar Belakang Masalah

Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar merupakan hubungan timbal balik antara guru dan peserta didik dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar merupakan pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sekedar penyampai materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran. Kegiatan seorang guru secara khusus berorientasi pada mendidik, mengajar, dan membimbing siswa dari keadaan yang putih atau tidak tahu apa-apa menjadi tahu (Hanafi, 2019). Untuk itu, guru berperan sebagai pendidik, pengajar, mediator, fasilitator (Muhammad, 2020), dan motivator dalam proses pembelajaran.

Selain itu, Sadulloh (2011) mengungkapkan guru adalah seorang pendidik yang memiliki profesionalitas dalam tugas primernya seperti mendidik, mengajar, membimbing, dan mengevaluasi peserta didik baik saat atau setelah pembelajaran berlangsung. Hal ini mengindikasikan bahwa guru merupakan salah satu pelaku pendidikan haruslah menjadi seorang yang profesional. Karena berhasil tidaknya suatu pembelajaran yang dilakukan oleh guru tergantung bagaimana kemampuan guru dalam merancang sebuah pembelajaran. Di sisi lain, guru juga berperan sebagai role model bagi siswa baik perkataan, perbuatan, dan pemikiran. Oleh karena itu, guru dituntut untuk memiliki kompetensi yang mumpuni agar dapat mencapai keberhasilan dalam suatu pembelajaran maupun pendidikan secara luas baik dalam hal prestasi maupun karakter siswa.

Hasil belajar ditunjukkan melalui tingkah laku dan keseluruhan yang dimiliki oleh peserta didik setelah belajar yang berwujud kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik yang disebabkan oleh pengalaman dan bukan hanya dari salah satu aspek saja. Jika dikaitkan belajar dengan hasil belajar, S. Nasution Alam Kunandar (2012:276) mengatakan bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan, tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar.

Keberhasilan dalam proses pembelajaran tergantung dari pelaku pembelajaran yakni guru dan peserta didik, meskipun adaa banyak komponen yang menentukan keberhasilan tersebut, namun peranan gurulah yang paling urgen.

Salah satu metode alternatif yang dapat diterapkan untuk memberdayakan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran adalah metode Ceramah Interaktif. Metode ini merupakan sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada peserta didik. Dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan uraiannya, guru dapat menggunakan alat-alat bantu, seperti gambar, dan audio visul lainnya. penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru di depan siswa dan di muka kelas. Walaupun metode yang digunakan guru adalah metode ceramah, akan tetapi didalmnya tetap diselipkan Tanya- jawab dengan siswa supaya kelas tetap hidup, materi tersampaikan dan pembelajaran sesuai dengan target. Dengan demikian, upaya dalam meningkatkan minat belajar siswa menggunakan metode ceramah sudah dirasa efektif, dilihat dari pengertian kata minat merupakan kemauan atau keinginan diri melakukan sesuatu.

B.      Identifikasi Masalah

Keberhasilan dalam proses pembelajaran tergantung dari pelaku pembelajaran yakni guru dan siswa, meskipun adaa banyak komponen yang menentukan keberhasilan tersebut, namun peranan gurulah yang paling urgen. Pembelajaran yang lebih cenderung menjadikan guru sebagai sumber segalanya yang mengabaikan pentingnya media pembelajaran sebagai salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran seperti diatas pula terjadi pada mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam yang dalam konsep umum seringkali dianggap sebagai mata Pelajaran yang membosankan. Proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada lazimnya disampaikan dengan metode dan strategi pembelajaran tradisional yang lebih sering menggunakan metode ceramah dengan kondisi siswa yang pasif, menerima keterangan atau kaidah dari guru melalui hafalan, mendengar dan mencatat. Karena hal inilah, sering membuat siswa merasa bosan dan tidak berminat dalam belajar sehingga berdampak pada hasil belajarnya yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Tujuan Pembelajaran ( KKTP ) dan jauh dari harapan guru. Kondisi seperti ini pula yang terjadi pada peserta didik kelas 1 di SDN Sondakan. Rendahnya hasil belajar tersebut di duga kuat akibat motivasi, minat dan aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran sangat rendah, sehingga peserta didik tidak pernah siap untuk menerima materi Pelajaran dalam setiap pertemuan.


C.      Pembatasan Masalah

Permasalahan ini membutuhkan upaya dari guru dalam membantu siswa dalam belajar Pendidikan Agama Islam di sekolah agar pembelajarannya menjadi lebih efektif dan siswa memahami materi yang disampaikan. Salah satu upaya yang dapat diambil oleh guru adalah menerapkan metode mengajar yang bervariasi dan mampu menyesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada materi yang sedang diajarkan. Abbait (1995) mengutarakan bahwa penggunaan metode pengajaran yang baik dan keterampilan yang benar dapat berdampak baik pada pelajar. Hamdayama (2016) menyampaikan guru baiknya memperhatikan prinsip-prinsip umum dan faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan metode ketika digunakan dalam pembelajaran. Hal ini penting untuk diperhatikan agar berdampak pada proses belajar yang sebenarnya. Proses belajar yang berujung pada perubahan sikap, kebiasaan, ataupun pengetahuan (Alflahah, 2019). Untuk mencapai hal tersebut, salah satu upaya yang dapat ditempuh adalah menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan capaian pembelajaran.

D.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah-masalahyang akan dibahas dalam penelitian ini:

1.    Apakah penerapan metode Ceramah Interaktif dapat meningkatkan p e m a h a m a n m a t e r i Aku Suka Membaca Basmalah dan Hamdalahpada siswa kelas I di SDN Sondakan tahun ajaran 2023 - 2024?

E.      Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1.    Untuk mendeskripsikan penerapan metode Ceramah Interaktif pada mata pelajaran PAI “Aku Suka Membaca Basmalah dan Hamdalah” di SDN Sondakan?

2.    Untuk     mengetahui     peningkatan    pemahaman    “Aku   Suka   Membaca    Basmalah    dan Hamdalah” pada siswa kelas I SDN Sondakan

 

F.     Manfaat Penelitian

Adapun manfaatnya sebagai berikut :

1.      Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadijan sebagai salah satu tambahan ilmu pengetahuan khususnya yang menyangkut tentang implementasi metode ceramah interaktif dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan memberikan sumbangan pemikiran bagi peneliti lain yang berminar melakukan penelitian menganai pentingnya implementasi metode ceramah interaktif dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

2.      Kegunaan Praktis

a.       Bagi lembaga

Penelitian ini akan dapat memberikan kontribusi bagi lembaga yang bersangkutan dalam rangka menyusun program pembelajaran, menentukan metode dan meningkatkan mutu pendidikan agar tujuan yang diharapkan dapat dicapai secara maksimal.

b.      Bagi anak didik

Anak didik sebagai subyek penelitian diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung mengenai pembelajara secara aktif, kreatif dan menyenangkan melalui metode tutor sebaya.

c.       Bagi pendidik dan calon pendidik

Dapat menambah pengetahuan dan sumbangan pemikiran tentang cara mengembangkan metode pembelajaran yang bisa digunakan didalam kelas.

d.      Bagi peneliti selanjutnya.

Menjadi sumber informasu bagi peneliti lain dari semua pihak yang berkepentingan.

 

                                   BAB II LANDASAN TEORI

A.     Kajian teori

1.      Pengertian belajar dan hasil belajar siswa

Belajar adalah perubahan perilaku berkat pengalaman dan pelatihan (Ahmad Sabri, 2007). Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2003), belajar adalah modifikasi atau memperteguh kekuatan melalui pengalaman. Belajar yang dimaksud tentu tidaklah semata hal yang bersentuhan dengan aktivitas intelektual dan akademis semata, akan tetapi proses dan hasil belajar yang menyentuh ketiga ranah belajar sekaligus. Artinya, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik harus bersinergi baik dan berjalan seimbang.

Ada banyak strategi yang bisa digunakan pendidik untuk menumbuhkan motivasi belajar peserta didik, di antaranya: menjelaskan tujuan belajar kepada peserta didik, memberikan hadiah, mengadakan persaingan/kompetisi, memberikan pujian, memberi- kan hukuman, membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk belajar, membentuk kebiasaan yang baik, membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok, menggunakan metode yang bervariasi, serta menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran (Oemar Hamalik, 2003).

Belajar merupakan proses yang unik dan kompleks karena hasil belajar hanya terjadi bagi individu yang belajar dan setiap individu menampilkan perilaku belajar yang berbeda. Perbedaan itu disebabkan karena setiap individu mempunyai karakteristik individual          yang khas, seperti minat, bakat, inteligensi, perhatian, dan sebagainya. Hasilbelajar yang diukur merefleksikan tujuan                                pembelajaran.                                      Seperti penjelasan                          sebelumnya,                    bahwa     tujuan pembelajaran yang baik adalah tujuan yang menggambarkan penguasaan sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotorik) secara baik dan seimbang (balance).

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan pengertian hasil belajar atau prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh pendidik. Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002), hasil belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut afektif, kognitif, dan psikomotorik.


Untuk konteks manajemen pembelajaran, hasil belajar adalah tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Hasil belajar akan diukur dengan sebuah tes, di antaranya lisan, tulisan, maupun tes unjuk kerja/produk, atau dengan bentuk tes lainnya.

Pada dasarnya pengertian pendidikan agama tidak dapat dipisahkan dengan pengertian pendidikan pada umumnya, sebab pendidikan agama merupakan bagian integral dari pendidikan secara umum. Dalam UUSPN No. 20 tahun 2003 dijelaskan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didiksecara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan.

2. Metode Pembelajaran Ceramah Interaktif

Metode berasal dari bahasa Yunani “metha” yang berarti melewati atau melalui dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Metode berarti jalan atau cara yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan pembelajaran adalah bahan pelajaran yang disajikan atau proses penyajian bahan pelajaran (Ismail, 2008). Menurut Thomsonsebagaimana dikutip oleh Anita Lie (2004), proses belajar tidak harus berasal dari pendidik ke peserta didik, melainkan dapat juga peserta didik saling mengajar sesama peserta didik lainnya. Bahkan Anita Lie menyatakan bahwa pengajaran oleh rekan sebaya ternyata lebih efektif daripada pengajaran oleh pendidik. Hal ini disebabkan latar belakang dan pengalaman para peserta didik kemungkinan mirip satu dengan lainnya.

Metode ceramah interaktif adalah penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru di depan siswa dan di muka kelas. Walaupun metode yang digunakan guru adalah metode ceramah, akan tetapi didalmnya tetap diselipkan Tanya- jawab dengan siswa supaya kelas tetap hidup, materi tersampaikan dan pembelajaran sesuai dengan target. Dengan demikian, upaya dalam meningkatkan minat belajar siswa menggunakan metode ceramah sudah dirasa efektif, dilihat dari pengertian kata minat merupakan kemauan atau keinginan diri melakukan sesuatu.


Mengingat ceramah banyak segi yang kurang menguntungkan, maka penggunaannya harus didukung dengan alat dan media atau dengan metode lain (Sudjana, 2010: 91). Karena itu setelah guru memberikan ceramah maka dipandang perlu untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengadakan tanya jawab. Tanya jawab diperlukan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap apa yang telah disampaikan guru melalui metode ceramah. Untuk lebih memantapkan penguasaan siswa terhadap materi/bahan yang telah disampaikan, maka pada tahap selanjutnya siswa diberi tugas, misalnya membuat kesimpulan hasil dari penjelasan guru melalui ceramah, mengerjakan pekerjaan rumah, diskusi dan sebagainya.


3.        Kelebihan dan Kekurangan Metode Ceramah Interaktif

Sebagaimana telah sedikit disinggung, metode pembelajaran apa pun yang digunakan dalam proses belajar mengajar pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Begitu juga metode ceramah, hanya saja metode ini begitu popular di dunia pendidikan dari klasik sampai yang modern, tingkat yang paling rendah hingga yang paling tinggi, yang formal dan yang normal dikarenakan kelebihan- kelebihan yang ada padanya.

Kelebihan yang bisa dikumpulkan dan simpulkan dari keterangan para ahli sebagai berikut:

a)       Murah dikarenakan tidak memerlukan biaya yang sbesar sehingga dapat menampung kelas besar dan tiap siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk mendengarkan.

b)    Mudah dikarenakan cukup menggunakan media lisan tanpa perlu persiapan yang rumit. Siswa bisa langsung menerima ilmu pengetahuan. Kekurangan atau tidak adanya buku pelajaran dan alat bantu pelajaran, tidak menghambat terlaksananya pelajaran dengan ceramah.

c)  Konsep dan materi yang disajikan secara hierarki.

d)  Dapat mencakup materi pelajaran yang banyak dan luas.

e)    Guru dapat memberi tekanan terhadap hal-hal yang penting hingga waktu dan energi dapat digunakan sebaik mungkin.

f)    Keadaan kelas dapat terkontrol, karena kondusifitas kelas dan kenyamanannya untuk digunakan sebagai ruang belajar adalah tanggung jawab guru.

g)  Organisasi kelas dapat disetting secara lebih sederhana.


Adapun kekurangan dari metode ceramah yang bisa dianalisis oleh para ahli yang bisa dikumpulkan adalah sebagai berikut:

a)           Minimnya     kesempatan     untuk     berdiskusi     memecahkan      masalah     dan mengembangkan keberanian dalam mengemukakan pendapat.

b)  Proses penyerapan pengetahuan kurang dikarenakan bertumpu pada satu arah.

c)  Kurang memberi ruang bagi para siswa untuk mengembangkan kreativitas.

d)  Guru yang kurang kreativitas akan mengakibatkan situasi kelas yang monoton.

e)   Kurangnya kemampuan guru dalam berorasi yang baik akan membuat peserta didik cepat bosan.

f)  Sangat sulit mendeteksi sejauh mana tingkat pemahaman seluruh siswa.

g)  Siswa mudah lupa atas apa yang sudah disampaikan.

h)  Tidak merangsang siswa untuk membaca.

4.        Langkah-Langkah Pembelajaran Metode Ceramah Interaktif

Agar pembelajaran metode ceramah dapat efektif dan efisien hendaknya para pendidik memperhatikan langkah-langkah berikut ini:

(1)   Melakukan pendahuluan dengan cara sebagai berikut:

a.   Memulai pelajaran dengan menatap muka para siswa. Dengan adanya kontak mata dan guru memberikan perhatian kepada mereka, mereka akan lebih tertarik menyimak pelajaran.

b.     Menjelaskan terlebih dulu kepada siswa tujuan dari pembelajaran agar peserta didik mengetahui ke mana arah kegiatan belajarnya, bahkan tujuan itu dapat membangkitkan motivasi belajar jika bertalian dengan kebutuhan mereka.

c.    Menjelaskan setelahnya pokok-pokok materi yang akan dipelajari. Hal ini untuk memberikan gambaran ke peserta didik seberapa banyak yang akan dipelajarinya.

d.Merangsang pengalaman peserta didik yang sesuai dengan materi pelajarannya melalui pertanyaan-pertanyaan yang dapat mengundang perhatian mereka.

e. Melakukan langkah penyajian materi ceramah dengan memperhatikan faktor- faktor berikut:


(2)   Memelihara perhatian peserta didik sepanjang pelajaran dan menyemangatinya.

a.  Sistematis dalam penyampaian, tidak berputar-putar dan tidak loncat-loncat.

b.     Bervariasi dalam kegiatan pembelajaran, dan berinteraksi dengan siswa semisal memberi latihan mengerjakan tugas, mengajukan pertanyaan dan berdiskusi.

c.     Menggunakan media pelajaran yang variatif, yang sesuai dengan tujuan pelajaran.

d.    Memberi ulangan pelajaran kepada respons, jawaban yang salah dan benar perlu ditanggapi sebaik-baiknya.

e.    Menyampaikan materi dengan antusias dan dengan suara yang lantang dan jelas.

f.    Bergerak, tidak terpaku di meja, sehingga dapat respons menarik perhatian siswasiswanya dan di samping itu bisa mengawasi mereka dari dekat.

g.      Hendaknya dihindari penggunaan bahasa yang hanya dimengerti oleh kalangan tertentu. Karena hal itu sering di latar belakangi keinginan untuk menunjukkan kapasitas diri bahwa ia pembicara cerdas dan berpendidikan tinggi. Padahal sebagian besar dari audiens tidak memahaminya. Seharusnya jika menggunakan kata-kata yang tak biasa didengar, seorang guru yang bijak harus menerangkannya.

(3)         Melakukan langkah penutupan pelajaran di akhir pelajaran dengan memperhatikan hal-hal berikut:

a.   Mengambil kesimpulan dari pelajaran yang telah disampaikan yang dilakukan siswa dengan bimbingan guru.

b.  Memberikan kesempatan untuk menanggapi atas materi pembelajaran.

c.   Melakukan evaluasi secara komprehensif untuk mengukur hasil pembelajaran dalam perubahan tingkah laku.


(4)   Langkah aplikasi penggunaan

Pada langkah ini kesimpulan yang diperoleh digunakan dalam berbagai situasi sehingga nyata makna kesimpulan itu. Poin penting dari metode ceramah adalah terjadinya interaksi antara guru dengan siswa serta interaksi antar siswa dalam bentuk ceramah, tanya jawab, ataupun diskusi. Melalui interaksi tersebut maka guru dapat memahami karakteristik setiap siswa dengan baik dan pada akhirnya bisa mengetahui apa yang siswa butuhkan. Dasar yang tepat dalam guru memahami kebutuhan siswa bukan hanya karena sebatas memenuhi tuntutan profesionalitas saja. Ketika guru sudah memahami kebutuhan siswa maka guru dapat menemukan cara yang tepat untuk memanajemen kelas agar cocok dengan karakter siswa. Sehingga kelas akan menyenangkan, siswa antusias untuk belajar, dan siswa menjadi aktif dalam belajar. Selain itu, interaksi yang berlangsung dengan sehat menjadi bentuk kasih dan perhatian guru di dalam kelas siswa bisa merasakan kasih yang diberikan guru sehingga kelas menjadi damai bukan kelas yang tegang dan mengancam. Guru menciptakan suasana diskusi yang nyaman dan menyenangkan namun masih dalam kontrol guru. Maksudnya adalah guru tetap memegang otoritas dan mengendalikan diskusi agar siswa tetap membicarakan hal yang sejalan dengan materi dan juga agar siswa tetap menaruh rasa hormat kepada guru sebagai pemegang otoritas di dalam kelas. Interaksi positif yang dibangun antara guru dan siswa selama penerapan metode ceramah interaktif juga sangat membantu mencapai tujuan pembelajaran.

 

B.       Hipotesis Tindakan

Untuk meningkatkan mutu pembelajaran Pendidikan Agama Islam khusunya dalam meningkatkan pemahaman “Aku Suka Membaca Basmalah dan Hamdalah” dengan menggunakan metode Ceramah Interaktif diperlukan inovasi dan strategi yang tepat, efektif, dan fun. Pembelajaran dengan metode ceramah interaktif adalah salah satu alternatif dalam upaya perbaikan model maupun metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Pembelajaran dan treatment dianggap berhasil jika proses dan hasil belajar pembelajaran mengalami peningkatan 50% atau lebigh dari kondisi awal dan ketuntasan belajar mencapai 100%.


                            BAB III METODE PENELITIAN

A.     Jenis Penelitian

a.    Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang digunakan adalah menerapkan metode Ceramah Interaktif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

b.    Penelitian tindakan kelas (PTK) atau sering disebut dengan classroom action reseach, yaitu suatu penelitian yang akar permasalahannya muncul di kelas dan dirasakan langsung oleh guru bersangkutan sehingga sulit dibenarkan jika ada anggapan bahwa permasalahan dalam PTK diperoleh dari persepsi seorang peneliti. (Suyadi, 2015:18)

B.     Setting Penelitian

Penelitian di lakukan di SDN Sondakan Surakarta pada tahun ajaran 2023-2024, penelitian dilakukan mulai pada tanggal 24 Juli 2023 sampai dengan tanggal 29 Juli 2023.

C.     Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini di lakukan pada siswa kelas VI SDN Sondakan Surakarta pada tahun ajaran 2023-2024 yang berjumlah 28 siswa.

D.     Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam beberapa siklus. Selain tahap pra siklus setiap siklus meliputi 4 (empat) tahap kegiatan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan dan refleksi.

1)        Perencanaan yang dimulai dengan merancang skenario pembelajaran yang berisikan materi Aku Suka Membaca Basmalah dan Hamdalah menggunakan metode Ceramah Interaktif

2)        Pelaksanaan Tindakan pembelajaran dengan menerapkan metode Ceramah Interaktif dengan skenario yang telah disiapkan.

3)        Pelaksanaan Observasi dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap secara objektif tentang perkembangan proses dan pengaruh tindakan yang dipilih terhadap kondisi kelas.

4)        Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan prosesdan dampak tindakan perbaikan yang dilaksanakan

serta kriteria dan rencana pada tindakan pada siklus selanjutnya.


E.     Indikator Kinerja

 

Variabel

Sub variabel

Indokator

Pemahaman Suka Membaca Basmalah dan Hmadalah

1. Fasih

1.    Tidak lambat

2.    Tidak sering berhenti untuk memikirkan huruf depannya.

2. memahami makna

 

Dapat memahami arti dari basmalah dan hamdalah

 

Dari indikator yang ditetapkan, siswa mencapai ketuntasan minimal 75 maka dinyataan tuntas.

F.      Prosedur Tindakan

Pra Siklus

Pelaksanaan kegiatan pendahuluan ini dimulai pada tanggal 24 Juli 2023. Kegiatan pendahuluan ini diawali dengan datang ke sekolah untuk meminta izin kepada Kepala Sekolah SDN Sondakan Surakarta, mengamati kondisi kelas, menentukan subyek yang ingin diteliti, melakukan observasi penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode Ceramah Interaktif.

Data awal dilakukan melalui pengamatan sebelum melakukan penelitian tindakan kelas sebagai bahan untuk dijadikan dasar dalam tindakan penelitian. Awal pengamatan yang dilakukan oleh peneliti diperoleh data untuk diidentifikasi permasalahan yang terjadi pada siswa kelas I selama proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Siklus I

Dalam penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan 2 kali siklus yang masing- masing dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi dan hasil menghafal. Siklus pertama dilaksamakan pada minggu pertama bulan Juli 2023 dengan Kompetensi Dasar “Membaca huruf-huruf hijaiah berharakat”. Tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a.    Perencanaan

Tahap perencanaan meliputi :

a)    Merencanakan pelaksanaan     metode    Ceramah Interaktif              sebagai     pemecah

permasalahan di kelas I.

b)    Menentukan pelaksanakan siklus I.

c)    Menetapkan materi yang akan diajarkan pada penerapan metode Ceramah Interaktif yaitu Aku Suka Membaca Basmalah dan Hamdalah

d)    Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran.

e)    Membuat instrument penelitian.

f)     Menyiapkan alat pembelajaran.

b.    Pelaksanaan

Berikut langkah-langkah dalam pelaksanaan pembelajaran ceramah interaktif:

a)    Terlebih dahulu guru mempersiapkan materi pelajaran dengan baik. Pastikan bahwa materi yang akan disampaikan relevan, jelas, dan sesuai dengan tingkat pemahaman peserta didik. Pisahkan materi menjadi bagian-bagian yang dapat dijelaskan secara singkat.

b)    Identifikasi titik-titik kunci dalam materi yang dapat menjadi titik fokus tanya jawab. Buat pertanyaan-pertanyaan yang dapat memunculkan diskusi dan pemikiran peserta.

c)    Gunakan alat bantu seperti presentasi, gambar, video, atau multimedia lainnya untuk memperjelas konsep atau mendukung poin-poin penting.

Pastikan alat bantu tersebut bersifat mendukung, bukan menggantikan peran pembicara.

d)    Tentukan momen-momen selama ceramah di mana interaksi dapat terjadi. Misalnya, sediakan waktu untuk sesi tanya jawab atau diskusi singkat.

Persiapkan kegiatan-kegiatan interaktif seperti diskusi kelompok, simulasi, atau permainan yang mendukung pembelajaran.

e)    Berikan arahan kepada peserta didik untuk mendorong partisipasi aktif.

Dengarkan pertanyaan dan tanggapan dengan seksama, dan berikan umpan balik yang membangun.

f)     Ajak peserta didik untuk berbagi pengalaman, ide, atau pandangan mereka terkait materi.

Berikan ruang bagi ekspresi opini dan pandangan yang beragam.

g)    Secara berkala, lakukan pengecekan pemahaman melalui pertanyaan-pertanyaan singkat atau kuis sederhana. Pastikan bahwa peserta didik dapat menerapkan konsep yang telah dipelajari.


h)    Akhiri sesi ceramah dengan refleksi bersama. Mintalah peserta didik untuk menyampaikan apa yang telah dipelajari dan bagaimana hal tersebut dapat diaplikasikan dalam kehidupan mereka.

i)     Setelah sesi ceramah, berikan umpan balik kepada peserta didik. Apresiasi partisipasi mereka dan berikan saran konstruktif untuk perbaikan.

j)     Evaluasi efektivitas metode ceramah interaktif secara berkala. Mintalah masukan dari peserta didik dan pertimbangkan perbaikan yang dapat dilakukan.

c.    Refleksi

Refleksi pada siklus I ini dilaksanakan oleh peneliti setelah pelajaran selesai pembelajaran selesai. Refleksi ini dimaksudkan agar pelaksanaan tindakan pada siklus I ini dapat segera dievaluasi dan diperbaiki apabila masih terdapat kekurangan.

Berdasarkan data observasi terhadap aktivitas guru pertemuan 1 siklus I di atas terlihat bahwa   pelaksanaan   pembelajaran   masih   berjalan   kurang menarik.   Ada beberapa aspek penilaian yang masih belum terlaksana dengan baik, misalnya pada aspek Guru mengumpulkan kertas yang ditulis siswa, Guru meminta siswa lain menambahkan jawaban yang masih belum sempurna. Namun secara keseluruhan proses pembelajaran berlangsung dengan tertib dan lancar. Hasil penelitian aktvitas guru dan siswa selama   kegiatan   pembelajaran   pada siklus I serta hasil tes masih memiliki kekurangan walaupun dalam penilaian pengamat, aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran baik. Di antara kekurangannya adalah guru kurang maksimal dalam melaksanakan langkah- langkah pembelajaran yang dilaksanakan, sementara itu siswapun masih terlihat kurang serius dalam belajar, dan posisi duduk siswa dalam menyimak dan mendengar metode reading aloud masih belum teratur serta kurang perhatian terhadap apa yang disampaikan oleh guru.

Agar pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya dapat berjalan dengan baik, maka peneliti (guru) dan observer perlu mencari solusi agar kelemahan- kelamahan pada proses belajar mengajar menggunakan metode Ceramah Interaktif dapat teratasi

Data Hasil Peserta didik Siklus I

 

No

Keterangan

Hasil

1

Nilai Terendah

74

2

Nilai Tertinggi

83


3

Nilai Rata – Rata

78,67

4

Kriteria Ketuntasan Tujuan Pembelajaran (KKTP)

75

5

Jumlah        siswa        yang mencapai KKTP

24

6

Jumlah siswa yang belum mencapai KKTP

4

7

Presentasi siswa mencapai KKTP

79%

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa tes hasil belajar peserta didik pasca tindakan siklus I yang diikuti oleh 28 peserta didik menunjukan bahwa peserta didik yang memenuhi kriteria yaitu sebanyak 24 peserta didik dan peserta didik yang belum memenuhi kriteria yaitu sebanyak 4 peserta didik dengan nilai rata-ratanya yaitu 78,67. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar peserta didik pada materi aku suka membaca basmalah dan hamdalah pada mata pelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti mengalami peningkatan setelah menggunakan metode ceramah interaktif. Meskipun demikian, hasil belajar peserta didik pada materi aku suka membaca basmalah dan hamdalah tersebut   masih berada pada kategori “cukup”. Dengan demikian, peneliti mencoba untuk memperbaikinya dan merancang pembelajaran dengan lebih baik pada tahap selanjutnya (siklus II). Perbaikan peneliti dalam siklus I berorientasi pada menjelaskan secara rinci tentang penggunaan metode Reading aloud; menggunakan waktu secara disiplin; menstimulus dan memberikan keyakinan sehingga siswa menjadi aktif dan kreatif; serta memperhatikan siswa yang kurang disiplin dan harus menguasai ruangan kelas pada saat proses belajar.

Siklus II

 

Adapun yang dilakukan peneliti dalam siklus II sama dengan siklus yang sebelumnya yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pada tahap perencanaan langkah-langkahnya sama dengan siklus I namun Ada beberapa hal yang diperbaiki dalam siklus II ini yaitu. Di siklus II Peneliti membuat suasana pembelajaran lebih efektif danmenyenangkan dengan ice breaking di tengah pelajaran agar tidak     bosan     atau     bahkan     mengantuk     karena     kelas     berlangsung pada siang hari.


Pada tahap perencanaan, peneliti melaksanakan beberapa hal   yaitu menelaah materi mata pelajaran PAI&BP kelas 1semester1 tentang materi Aku Suka

Membaca Basmalah dan Hamdalah yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran menetapkan indikator bersama tim kolaborasi; menyusun Modul Ajar ( Ma) materi Aku Suka Membaca Basmalah dan Hamdalah menggunakan metode pembelajaran Ceramah Interaktif menyiapkan sumber dan media pembelajaran pada siklus II pertemuan II berupa media powerpoint, materi Aku Suka Basmalah dan Hamdalah; menelaah lembar kerja peserta didik (LKPD) dan lembar evaluasi individu; dan menyiapkan instrumen pengumpulan data berupa penilaian hasil belajar, dan lembar observasi untuk mengamati proses pembelajaran PAI & BP menggunakan pembelajaran ceramah interaktif. Selanjutnya, pada tahap pelaksanaan Tindakan Siklus II terdapat tiga langkah yang dilakukan yaitu kegiatan awal atau pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Pertama kegiatan awal, guru mempersiapkan sumber dan media pembelajaran berupa media power point, Materi Aku Suka Membaca Basmalah dan Hamdalah. Guru memberi salam, menanyakan kabar dan mengecek kehadiran kepada siswa. Kelas dilanjutkan   dengan   berdoa   dipimpin oleh salah satu siswa. Guru menjelaskan pentingnya mengawali kegiatan dengan berdoa. Setelah itu, siswa memeriksa kerapian diri dan kebersihan kelas.Sebelum memulai untuk masuk ke materi guru memberikan soal pemantikyang disiapkan peneliti untuk dikerjakan peserta didik untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik. Setelah itu guru sedikit mengulas tentang materi minggu lalu. sebelum memasuki Kegiataninti guru memberikan pertanyaan tentang materi yangakan dipelajari. hal ini diharapkan dapat memancing keaktifan peserta didik.Kemudian pada kegiatan inti, guru memulai kegiatan inti dengan menampilkan Power Point materi Aku Suka Membaca Basmalah dan Hamdalah agar siswa dapat mengamati materi bacaan basamalah dan hamdalah. Sebagian besar siswa tampak memperhatikan media yang ditampilkan oleh   guru. Setelah itu, siswa bersama guru melakukan kegiatan tanyajawab tentang Aku Suka Membaca Basmlah dan Hamdalah. Beberapa siswa terlihat aktif bertanya maupun menjawab pertanyaan dari guru. Namun terdapat siswa yang terlihat masih asyik dengan dunianya sendiri,yakni kurang memperhatikan guru dan lebih memilih menyibukkan diri dengan hal -hal  diluar pembelajaran.


Kemudian guru memperingatkan siswa agar fokus memperhatikan. pelajaran. Siswa diminta untuk mencemati teks bacaan mengenaiAku Suka Membaca Basmalah dan Hamdalah. Kemudian memperhatikan penjelasan guru tentang bacaan hamdalah dan basmalah, bersikap santun dan  mensyukuri nikmat Allah Swt melalui power  point.

Selesai menjelaskan materi, guru mengajak siswa untuk membaca nyaring. Pada kegiatan terakhir, siswa bersama   guru   melakukan   refleksi   atas pembelajaran yang telah berlangsung. Guru Bersama siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kemudian guru membagikan soal evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan secara sendiri dan tidak boleh mencotek. Proses akhir, Guru Bersama siswa melakukan tepuk “semangat” untuk mengkondisikan kelas, mengingatkan siswa agar materi yang sudah disampaikan oleh guru dipelajari kembali di rumah dan selalu berbakti pada orang tua. Kelaspun ditutup dengan berdoa bersamadipimpin oleh salah satu siswa. Guru memberi salam dan memberitahu agar hati-hati di jalan.

Data Hasil Peserta Didik Siklus II

 

No

Keterangan

Hasil

1

Nilai Terendah

75

2

Nilai Tertinggi

85

3

Nilai Rata – Rata

81,27

4

Kriteria Ketuntasan Tujuan Pembelajaran (KKTP)

75

5

Jumlah        siswa        yang mencapai KKTP

28

6

Jumlah siswa yang belum mencapai KKTP

0

7

Presentasi siswa mencapai KKTP

81%


Sedangkan berdasarkan data observasi terhadap aktivitas guru pertemuan 2 siklus II terlihat bahwa pelaksanaan pembelajaran sudah berjalan dengan menarik dan secara keseluruhan proses pembelajaran berlangsung dengan tertib dan lancar. Terlihat dari persentase hasil yang dicapai yaitu sebesar 91 %.   Berdasarkan standar kriteria ketuntasan tujuan pembelajaran sebesar 75%, maka hasil yang diperoleh guru ini dalam pembelajaran telah memenuhi bahkan melampaui target tersebut. Oleh sebab itu, penelitian ini telah dianggap berhasil dan tidak perlu dilanjutkan untuk  siklus berikutnya.

Hal ini membuktikan bahwa hasil belajar siswa telah memenuhi atau melebihi nilai KKTP mata pelajaran pendidikan agama Islan dan budi pekerti di SDN Sondakan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode ceramah interaktif pada mata pelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti   dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik secara bertahap dan sistematis. Meskipun demikian, Ismail (2008) mengatakan bahwa metode ceramah interaktif   ini memiliki kekurangan seperti peserta didik merasa bosan bila bersifat monoton, tidak semua guru mampu memberikan bahan bacaan yang menarik, kadang rencana pelajaran tidak berjalan sesuai rencana. Hal ini dikuatkan oleh Imam Moedjiono (2003) yang mengatakan bahwa dalam metode ceramah interaktif, merupakan salah satu media alternatif dengan memberikan gambaran upaya dalam meningkatkan efektifitas penggunaan metode ceramah yang telah mengakar di kalangan guru agama dan melengkapi atau menyempurnakannya dengan interaksi. Oleh karena itu, peran guru dalam mendesain model pembelajaran menggunakan ceramah interaktif agar menarik, mengingat metode ini juga memiliki kelebihan diantaranya adalah mengembangkan fantasi peserta didik, kemampuan mendengar yang baik, kesempatan menghayati, dan menambah pengalaman (Ismail, 2008).


G.    KESIMPULAN

 

Hasil belajar sebagai indikator ketercapaian tujuan pembelajaran dari hasil penerapan metode ceramah interaktif mengalami peningkatan. Metode ceramah interaktif sebbagai metode yang diterapkan dalam pembelajaran PAI dan Budi Pekerti terbukti meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada materi aku suka membaca basmalah dan hamdalahyang mencapai dan melebihi nilai KKTP. Hal ini   terlihat pada hasil belajar peserta didik kelas I SDN Sondakan 100 % peserta didik mendapat nilai

75 yang diukur melalui tes materi aku suka membaca basmalah dan hamdalah pada akhir siklus II. Dengan demikian, metode ceramah interaktif perlu diterapkan dalam proses belajar mengajar agar dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Selanjutnya, perlu diadakannya penelitian lebih lanjut terkait pembelajaran dengan penerapan metode ceramah interaktif pada materi selain materi aku suka membaca basmalah dan hamdalah dengan tujuan meningkatan hasil belajar peserta didik. Terlebih, kepada guru hendaknya memperhatikan kondisi belajar peserta didik agar dapat memilih model, metode dan strategi yang tepat dalam pembelajaran.


DAFTAR PUSTAKA


Halmawati, (2023), Meningkatkan Pemahaman Materi Aku Suka Membaca Basmalah dan Hamdalah Melalui Metode Reading Aload pada Siswa Kelas 1 UPT SPF SDN 20 Manyampa Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Moedjiono, Imam (2003) Metode Ceramah Interaktif dalam Pengajaran Pendidikan Agama Islam Sebuah Alternatif Meningkatkan Gairah Belajar Siswa. 2003. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Aflahah, M.I (2019). Konsep Dasar Belajar dan Pembelajaran. Duta Media Publishing.

Hamdayama, Jumanta. (2016). Metode Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Salim,   Moh.    Haltami.   2012.    Studi    Ilmu   Pendidikan.    Jogjakarta:    Ar-Ruzz    Media.

Islam.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009 Suma, Muhammad Amin. 2014. Ulumul Qur’an.

Jakarta.Suyadi. 2015. Penelitian Tindakan Kelas.

Sya’rawi, Syaikh Mutawalli. Gerbang Memahami Al-Qur’an. Tanggerang: Jawa Barat.

Budimansyah, D., & Komariah, K. (2001). Pendidikan Karakter: Nilai inti bagi upaya pembinaan kepribadian bangsa. Bandung: Widya AksaraPress.

Bunyamin, B. (2018). Konsep Pendidikan akhlak menurut Ibn Miskawaih dan Aristoteles (Studi Komparatif). Jurnal PendidikanIslam,9(2),127-142.

Darajat,Z.(1992).Ilmu pendidikan Islam. In.Jakarta:BalaiPustaka.




Selengkapnya dapat dilihat di bawah ini!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI HIDUP LAPANG DENGAN BERBAGI MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SONDAKAN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2022/2023

Hukum Bacaan Nun Sukun dan Tanwin