MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MEMBACA AL-QUR’AN SURAT AT-TIN DENGAN METODE TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS V SDN SONDAKAN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2022-2023
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Dewasa
ini, era globalisasi dan teknologi informasi
yang sangat berkembang pesat sehingga secara
tidak langsung berdampak kepada kebiasaan orang tua dalam mendidik anaknya, mereka umumnya lebih menekankan supaya anak-anaknya lebih berprestasi dalam bidang akademik dibandingkan kemampuan membaca
Al-Qur’an oleh sebab itu banyak sekali dijumpai anak-anak bahkan membaca Al-Qur’an sangat rendah bahkan
belum bisa mengucapkan bunyi-bunyi huruf hijaiah
sesuai dengan tempat keluarnya huruf.
Membaca Al-Qur’an dengan pemahaman adalah
merupakan dasar bagi baiknya hati,
dalam proses pembelajaran
Al-Qur’an di sekolah-sekolah kurang efektif. Salah satu sebab dari ketidak efektifan ini adalah kurangnya interaksi
antara guru. Tidak ada kedekata antara guru dengan siswa, telah menciptakan suasana yang kurang
kondusif untuk proses belajar Al-Qur’an. Akibatnya baik guru maupun siswa tidak memiliki kebebasan untuk mengekspresikan
diri secar penuh.
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan
yang telah disusun tercapai secara optimal. Sedangkan metode pembelajaran adalah langkah operasional dari strategi pembelajaran
yang dipilih untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Proses belajar membaca Al-Qur’an harus ditekankan pada upaya untum memberdayakan siswa agar tidak bersikap
pasif.
Salah satu metode alternatif yang dapat diterapkan untuk memberdayakan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran adalah metode Peer Tutoring “tutor sebaya”. Metode ini dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa siswa cenderung lebih terbuka dan lebih bisa mengungkapkan tentang dirinya sendiri kepada teman-temanya. Untuk melepaskan diri dari kondisi tersebut, pertama-tama harus dilakukan perubahan karakter dalam proses pembelajaran.Salah satu metode alternatif yang dapat diterapkan untuk memberdayakan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran adalah metode Peer Tutoring “tutor sebaya”. Metode ini dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa siswa cenderung lebih terbuka dan lebih bisa mengungkapkan tentang dirinya sendiri kepada teman- temanya. Penting membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar dilakukan sejak dini. Sering kali dijumpai masih banyak beberapa anak yang membaca Al-Qur’an tidak menggunakan makharijul huruf.
Salah
satu metode alternatif yang dapat diterapkan untuk memberdayakan siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran adalah metode
Peer Tutoring “tutor sebaya”.
Metode ini dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa siswa cenderung lebih terbuka dan
lebih bisa mengungkapkan tentang dirinya
sendiri kepada teman-temanya. Hal yang sama juga terjadi dalam proses
pembelajaran, siswa lebih bisa dan
berani mengemukakan permasalahannya kepada teman-temannya dari pada gurunya.
Dalam metode tutor sebaya siswa yang memilki
kemampuan lebih dalam membaca Al-
Qur’an dapat menjadi tutor bagi siswayang kurang mampu dalam membaca Al-Qur’an.
B.
Identifikasi Masalah
Al-Qur’an adalah kalam Allah yang disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman
hidup bagi seluruh
manusia agar bisa selamat di dunia maupun
akhirat. Al-Qur’an merupakan mukjizat terbesar yang diberikan dan bagi
orang yang membacanya akan mendapatkan
pahala ibadah. Betapapun awamnya seorang muslim, niscaya mereka tahu dan harus tahu bahwa Al-Qur’an itu adalah
kitab sucinya, pedoman hidup, sumber utama dan pertama agama Islam. Secara garis besar, Al-Qur’an berisikan tentang
aqidah (keimanan), akhlak, janji baik dan
ancaman buruk (wa’ad dan wa’id), kisah atau sejarah, syariat (hukum), ilmu
pengetahuan, teknologi dan lain-lain.
Hampir semua pokok bahasan PAI di sekolah memuat ayat-ayat Al-Qur’an. Tetapi kenyataanya ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, kurang bisa menerapkan tajwid dan makhorij al huruf dalam bacaan dari ayat Al-Qur’an tersebut, bahkan ada siswa yang masih sangat awam terhadap ayat-ayat Al-Qur’an. Seperti kita ketahui peserta didik adalah individu yang unik, yang mempunyai kesiapan dan kemampuan fisik, psikis serta intelektual yang berbeda satu sama lainnya.
C.
Pembatasan Masalah
Pendidikan Al-Qur’an harus
diperkenalkan sedini mungkin kepada anak terutama dala, hal membaca, karena belajar Al-Qur’an
merupakan suatu proses yang berawal dari mengeja huruf- huruf hijaiah sampai dengan cara membaca secara menyeluruh. Jadi
perlu waktu yang istiqomah dan kesabaran
untuk belajar membaca
Al-Qur’an. Jika proses
ini tidak ditanamkan sejak kecil, maka akan menyulitkan anak tersebut ketika menginkak usia remaja ataupun
dewasa. Padahal membaca
adalah bekal seseorang
dalam memahami Al-Qur’an, jika membaca saja tidak dibiasakan, bagaimana dengan proses memahami dan pengamalan Al-Qur’an. Mempelajari Al-Qur’an hukumnya
fardhu kifayah, membacanya sesuai ilmu tajwid hukumnya fardhu
‘ain, maka untuk lebih bisa memahami dan mempelajari isi
kandungan Al-Qur’an, maka seseorang muslim harus memiiki kemampuan membaca Al-Qur’an.
D.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
diatas, maka dapat dirumuskan masalah-masalahyang akan dibahas dalam penelitian ini:
1.
Apakah penerapan metode Tutor Sebaya
dapat meningkatkan kemampuan membaca Al-
Qur’an Surat At-Tin pada siswa kelas IV SDN Sondakan Surakarta tahun ajaran 2022-2023?
E.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan
masalah, maka tujuan dilaksanakan penelitian
ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui kemampuan membaca Al-Qur’an
siswa kelas IV SDN Sondakan
Surakarta.
2. Untuk mendeskripsikan penerapan metode Tutor Sebaya pada mata pelajaran
PAI elemen Al-
Qur’an di SDN Sondakan
Surakarta?
3.
Untuk mengetahui peningkatan kemampuan
membaca Al-Qur’an setelah
di lakukannya penerapan metode Tutor Sebaya siswa kelas VII siswa kelas IV SDN Sondakan Surakarta.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaatnya sebagai berikut :
1. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat dijadijan sebagai salah satu tambahan ilmu
pengetahuan khususnya yang menyangkut
tentang implementasi metode tutor sebaya dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa dan memberikan sumbangan
pemikiran bagi peneliti
lain yang berminar
melakukan penelitian menganai
pentingnya implementasi metode tutor sebaya dalam proses pembelajaran
Pendidikan Agama Islam.
2.
Kegunaan Praktis
a.
Bagi lembaga
Penelitian ini akan dapat memberikan kontribusi bagi
lembaga yang bersangkutan dalam rangka menyusun
program pembelajaran, menentukan metode dan meningkatkan mutu pendidikan agar tujuan yang diharapkan dapat dicapai secara maksimal.
b.
Bagi anak didik
Anak didik sebagai subyek penelitian diharapkan dapat
memperoleh pengalaman langsung mengenai pembelajara secara aktif, kreatif
dan menyenangkan melalui
metode tutor sebaya.
c.
Bagi pendidik dan calon pendidik
Dapat menambah pengetahuan dan sumbangan pemikiran tentang
cara mengembangkan metode pembelajaran yang bisa digunakan
didalam kelas.
d.
Bagi peneliti selanjutnya.
Menjadi sumber informasu bagi peneliti lain dari semua pihak yang berkepentingan.
BAB II LANDASAN TEORI
A.
Kajian teori
1.
Pengertian belajar dan hasil
belajar siswa
Belajar adalah perubahan perilaku berkat
pengalaman dan pelatihan (Ahmad Sabri, 2007). Sedangkan
menurut Oemar Hamalik
(2003), belajar adalah modifikasi atau memperteguh kekuatan
melalui pengalaman. Belajar
yang dimaksud tentu tidaklah semata hal yang bersentuhan dengan aktivitas
intelektual dan akademis semata, akan tetapi proses dan hasil belajar yang menyentuh ketiga ranah belajar sekaligus.
Artinya, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik harus bersinergi baik dan berjalan seimbang.
Ada banyak strategi yang bisa digunakan
pendidik untuk menumbuhkan motivasi belajar peserta
didik, di antaranya: menjelaskan tujuan belajar
kepada peserta didik, memberikan
hadiah, mengadakan persaingan/kompetisi, memberikan pujian, memberi- kan hukuman, membangkitkan dorongan
kepada peserta didik untuk belajar,
membentuk kebiasaan yang baik, membantu
kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok,
menggunakan metode yang bervariasi, serta menggunakan media yang baik dan sesuai
dengan tujuan pembelajaran (Oemar Hamalik,
2003).
Belajar merupakan proses
yang unik dan kompleks karena
hasil belajar hanya terjadi bagi individu yang belajar dan setiap individu menampilkan
perilaku belajar yang berbeda.
Perbedaan itu disebabkan karena setiap individu
mempunyai karakteristik individual yang khas, seperti
minat, bakat, inteligensi, perhatian, dan sebagainya. Hasilbelajar yang diukur
merefleksikan tujuan pembelajaran. Seperti penjelasan sebelumnya, bahwa tujuan pembelajaran yang baik adalah tujuan yang menggambarkan penguasaan sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotorik) secara baik dan seimbang
(balance).
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan pengertian hasil belajar atau prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh pendidik. Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002), hasil belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut afektif, kognitif, dan psikomotorik.
Untuk konteks manajemen pembelajaran,
hasil belajar adalah tingkat penguasaan peserta
didik terhadap materi pelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Hasil belajar akan diukur dengan sebuah tes, di antaranya
lisan, tulisan, maupun tes unjuk kerja/produk, atau dengan bentuk tes
lainnya.
Pada dasarnya pengertian pendidikan agama tidak dapat dipisahkan dengan pengertian
pendidikan pada umumnya, sebab pendidikan agama merupakan bagian integral dari pendidikan secara umum. Dalam UUSPN No. 20 tahun 2003 dijelaskan bahwa “Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didiksecara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan.
2.
Metode Pembelajaran Tutor Sebaya
Metode berasal dari bahasa Yunani
“metha” yang berarti melewati atau melalui dan
“hodos” yang berarti
jalan atau cara. Metode berarti
jalan atau cara yang harus
ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan pembelajaran
adalah bahan pelajaran yang disajikan atau
proses penyajian bahan pelajaran (Ismail, 2008). Menurut Thomsonsebagaimana
dikutip oleh Anita Lie (2004), proses belajar tidak harus berasal dari
pendidik ke peserta didik, melainkan
dapat juga peserta didik saling mengajar sesama peserta didik lainnya. Bahkan Anita Lie menyatakan bahwa pengajaran oleh
rekan sebaya ternyata lebih efektif daripada
pengajaran oleh pendidik. Hal ini disebabkan latar belakang dan pengalaman para peserta didik
kemungkinan mirip satu dengan
lainnya.
Metode tutor sebaya adalah bimbingan atau bantuan yang diberikan kepada orang lain dengan umur sebayanya. Belajar bersama dalam kelompok dengan tutor sebaya merupakan salah satu ciri pembelajaran berbasis kompetensi, melalui kegiatan berinteraksi dan komunikasi, peserta didik menjadi aktif belajar. Kerjasama dalam kelompok dengan tutor sebaya dapat dikaitkan dengan nilai sehingga kerjasama makin intensif dan peserta didik dapat mencapai kompetensinya. Dipandang dari tingkat partisipasi aktif peserta didik, keuntungan.
belajar secara berkelompok dengan tutor sebaya mempunyai tingkat partisipasi aktif peserta didik lebih
tinggi (Ratno Harsanto, 2007).
Adakalanya seorang peserta didik lebih mudah
menerima keterangan yang diberikan oleh teman sebangku atau teman lain karena
tidak adanya rasa enggan atau malu untuk bertanya,
pendidik dapat meminta bantuan kepada anak-anak untuk menerangkan kepada teman-temannya. Pelaksanaan ini disebut
tutor sebaya karena mempunyai usia
yang hampir sebaya (Suharsimi Arikunto, 2002). Menurut
Silbermen (2001), tutor sebaya merupakan
salah satu dari strategi
pembelajaran yang berbasis active learning. Beberapa ahli percaya bahwa satu pelajaran benar-benar dikuasai hanya
apabila peserta didik mampu
mengajarkan pada peserta didik lainnya.
Inti dari metode pembelajaran tutor sebaya ini adalah pembelajaran yang pelaksanaannya
dengan membagi kelas dalam kelompok-kelompok kecil, sumber belajar bukan hanya pendidik melainkan juga teman
sebaya yang pandai dan cepat dalam menguasai
suatu materi tertentu. Dalam pembelajaran ini, peserta didik yang
menjadi tutor hendaknya mempunyai
kemampuan lebih tinggi dibandingkan dengan teman lainnya, sehingga pada saat dia memberikan bimbingan sudah dapat
menguasai bahan yang akan disampaikan (Suharsimi Arikunto, 2002).
3.
Teknik Pemilihan Metode Tutor Sebaya
Suharsimi Arikunto (2002) menjelaskan bahwa yang menjadi
tutor belum tentu peserta didik yang paling pandai. Terpenting diperhatikan dalam pemilihan tutor adalah dapat diterima atau disetujui oleh peserta didik yang
mendapat program perbaikan sehingga peserta didik tidak mempunyai rasa takut atau enggan untuk
bertanya kepadanya;dapat menerangkan bahan- bahan materi
yang dibutuhkan peserta didik; tidak tinggi hati atau keras hati terhadap
sesama teman; dan mempunyai daya
kreativitas yang cukup untukmemberikan bimbingan kepada temannya.
4.
Teknik Pelaksanaan Pembelajaran dengan
Metode Tutor Sebaya
Hal-hal yang perlu dipersiapkan pendidik
dalam proses pembelajaran dengan metode tutor sebaya
sebagaimana yang dijelaskan oleh Suharsimi Arikunto
(2002) adalah:
1)
Para
tutor dapat mengadakan latihan dengan dua cara; a) Latihan dengan kelompok kecil, di mana yang akan mendapat
latihan adalah peserta didik yang
akan menjadi tutor saja dan b) Latihan klasikal, peserta didik di seluruh kelasnya
dilatih menjadi tutor. Cara kedua
ini memiliki dampak
yang baik bagi kelompok
peserta didik, khususnya mereka yang akan menerima bimbingan melalui
latihan. Pada akhirnya, mereka akan mengetahui cara bertingkah laku pada
waktu menerima bimbingan. Tutorditekankan untuk memandu teman- temannya
agar terlepas dari kesulitan
untuk memahami materi pelajaran.
2)
Menyiapkan petunjuk
secara tertulis, baik di kertas
atau papan tulis. Petunjuk tersebut harus jelas serta rinci
sehingga setiap peserta didik dengan mudah memahami dan melaksanakan
yang diberikan.
3)
Menetapkan penanggung jawab kepada setiap kelompok yang bertujuan apabila
terjadi kekacauan/kegaduhan, pendidik dengan mudah memberi
teguran.
4)
Yang
dilakukan pendidik selama proses program perbaikan, pendidik akan memegang
tanggung jawab.
5.
Keunggulan dan Kelemahan Metode
Pembelajaran Tutor Sebaya
Bantuan belajar oleh teman sebaya dapat
menghilangkan kecanggungan. Bahasa dari teman sebaya juga lebih mudah
dipahami, sehingga tidak ada rasa enggan,
rendah diri, atau rasa malu dan segan untuk mengungkapkan kesulitan- kesulitan yang dihadapinya. Hal tersebut
menjadi keunggulan utama dari metode pembelajaran
tutor sebaya. Kelebihan lainnya peserta didik dilatih untuk mandiri, dewasa, dan punya rasa setia teman
yangtinggi. Tutor maupun yang ditutori sama-
sama mendapatkan keuntungan. Tutor akan mendapatkan pengalaman,
sedangkan yang ditutori akan lebih
mudah dalam menerima pelajaran. Pembelajaran dengan metode seperti ini, peran pendidik hanya sebagai fasilitator atau pembimbing, melakukan intervensi hanya ketika benar-benar dibutuhkan.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2013), ada beberapa kelebihan dari kegiatan tutoring, yaitu: 1) Ada kalanya, hasilnya lebih baik bagi beberapa anak yang mempunyai perasaan takut atau enggan kepada pendidik; 2) Bagi tutor, pekerjaan tutoring akan mempunyai akibat memperkuat konsep yang
sedang dibahas. Ketika tutor (peserta didik) memberitahukan
kepada peserta didik lain, seolah-olah menelaah serta menghafalkannya kembali. Selain itu, tutoring juga memberi kesempatan untuk melatih diri memegang tanggung jawab dalam mengemban
suatu tugas dan melatih kesabaran; dan 3) Mempererat hubungan peserta
didik sehingga mempertebal
perasaan sosial.
Kelemahan dari metode pembelajaran tutor sebaya (peer tutoring) ini, Syaiful
Bahri 5Djamarah dan Aswan Zain (2013) menjelaskan sebagai berikut: 1) Peserta didik yang dibantu sering belajar
kurang serius karena hanya berhadapan dengan
temannya, sehingga hasil pun kurang memuaskan; 2) Ada beberapa anak yang menjadi malu bertanya karena takut
rahasianya diketahui temannya; 3) Pada kelas-kelas
tertentu, pekerjaan tutoring akansukar dilaksanakan karena perbedaan kelamin antara tutor dengan peserta didik
yangdiberi program perbaikan; 4) Bagi pendidik sukar untuk menentukan seorang tutor yang tepat bagi seorang atau beberapa orang yang harus dibimbing; dan
5) Tidak semua peserta didik pandai dapat mengajarkan kembali kepada teman-temannya. Berbagai kendala bisa diatasi dengan perencanaan pembelajaran yang
lebih matang, disiplin dalam proses, serta selalu ada evaluasi
dan perbaikan.
6.
Langkah-Langkah Pembelajaran Metode Tutor Sebaya
Dasar pemikiran tentang tutor sebaya
adalah peserta didik yang pandai memberikanbantuan
kepada peserta didik yang kurang pandai di kelas maupun di luar kelas. Conny R. Semiawan
(2000) menjelaskan langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut: 1) Beberapa peserta didik yang
pandai disuruh mempelajari suatu
topik; 2) Pendidik
memberipenjelasan umum tentang
topik yang akan dibahasnya; 3) Kelas dibagi dalam
kelompok danpeserta didik yang pandai disebar
ke setiap kelompok untuk memberi bantuan; 4) Pendidik membimbing peserta didik yang perlu mendapat
bimbingan khusus; 5) Jika ada masalah, peserta
didik yang pandai
meminta bantuan kepada
pendidik, dan 6) Pendidik mengadakan evaluasi.
Dalam metode ini peserta didik harus
lebih dahulu melakukan belajar sendiri, kemudian
tutor mengajukan pertanyaan. Adapun yang menjadi
yutor di sini adalah yang mempunyai kecerdasan dan kemampuan lebih.
Di sekolah, khususnya dalam kegiatan belajar mengajar (KBM), selalu selalu ditemui siswa yang mengalami kesulitan belajar dalam menempuh tujuan pengajaran. Kenyataan tersebut merupakan kasus bagi guru yang harus ditangani dan dipecahkan masalah kesulitannya agar KBM tidak terganggu sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai. Indonesia yang menyandang sebuah sebagai negara muslim terbesar di dunia ternyata sampai saat ini masih mempunyai masalah dengan minimnuya kemampuan masyarakat Indonesia dalam membaca Al-Qur’an, baik di kalangan generasi muda.
B.
Kajian Hasil Penelitian Terdahulu
Pada
penelitian yang telah
dilakukan oleh Zaenuri,
S.Pd.I,M.Ag. dalam judul
penelitiannya “Metode Pembelajaran Tutor Sebaya (Peer Tutoring) Sebagai
Metode Alternatif Dalam Pembelajaran
BTQ (Baca Tulis Al-Qur’an) pada Kegiatan Ekstra Kurikuler PAI di SMP”, penelitian yang dilakukan pada tahun
2022, dengan hasil penelitannya yaitu
pembelajaran BTQ dengan menggunakan metode pembelajaran tutor sebaya menjadi salah satu alternative program dan metode
agar pembelajaran BTQ bisa diterima, karena
di dalamnya terdapat
unsur kerjasama tim sehingga peserta
didik termotivasi untuk
belahar guna meningkatkan hasil belajar BTQ mereka, peserta
didik akan nyaman dalam belajar bersama temannya, ada tanggung jawab
individu agar hasil belajar kelompok
BTQ meningkat dan mampu mempraktikkan materi BTQ yang dipelajari.
Pada penelitian yang dilakukan oleh
Midoni, Ahmad Husein dalam judul penelitiannya
“Implementasi Metode Tutor Sebaya dalam Meningkatkan Partisipasi Siswa Belajar Al-Qur’an pada Mata Pelajaran PAI Kelas XI IPA 1 SMA, tahun
2022, hasil dari penelitian
yang telah dilakukan adanya peningkatan partisipasi belajar Al- Qur’an pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam melalui metode Tutor Sebaya pada siswa kelas
XI IPA 1 SMA Negeri 2 Kota
Agung.
Pada
penelitian yang dilakukan
oleh Heriadi dengan judul penelitian “ Penerapan Metode
Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Kompetensi Membaca
Al-Qur’an. Penelitia yang dilakukan pada tahu 2022, dari hasil penelitian, tersebut siswa kelas XI IPA SMA Negeri
3 mengalami peningkatan hasil belajar membaca Al-Qur’an.
C.
Hipotesis Tindakan
Untuk meningkatkan mutu pembelajaran Pendidikan Agama Islam khusunya dalam meningkatkan hasil belajar membaca Al-Qur’an diperlukan inovasi dan strategi yang tepat, efektif, dan fun. Pembelajaran dengan metode tutor sebaya adalah salah satu alternatif dalam upaya perbaikan model maupun metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam, khususnya dalam kompetensi membaca Al-Qur’an peserta didik. Pembelajaran dan treatment dianggap berhasil jika proses dan hasil belajar pembelajaran mengalami peningkatan 50% atau lebigh dari kondisi awal dan ketuntasan belajar mencapai 100%.
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
a.
Metode penelitian yang digunakan
adalah penelitian tindakan
kelas (Classroom Action Research) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang digunakan
adalah menerapkan metode Tutor Sebaya untuk meningkatkan hasil belajar
siswa.
b.
Penelitian tindakan kelas (PTK)
atau sering disebut
dengan classroom action reseach, yaitu suatu penelitian yang akar permasalahannya muncul di
kelas dan dirasakan langsung oleh
guru bersangkutan sehingga sulit dibenarkan jika ada anggapan bahwa permasalahan dalam PTK diperoleh dari persepsi seorang
peneliti. (Suyadi, 2015:18)
B. Setting Penelitian
Penelitian di lakukan
di SDN Sondakan Surakarta pada tahun ajaran 2022-2023, penelitian dilakukan pada tanggal 3 Agustus 2022 sampai dengan
tanggal 16 Agustus 2022.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini di lakukan pada siswa kelas VI SDN
Sondakan Surakarta pada tahun ajaran 2022-2023 yang berjumlah 28
siswa.
D. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas yang dilaksanakan dalam beberapa
siklus. Selain tahap pra siklus setiap siklus meliputi 4 (empat) tahap
kegiatan, yaitu tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan dan refleksi.
1)
Perencanaan yang dimulai dengan
merancang skenario pembelajaran yang berisikan materi
untuk membaca Al-Qur’an menggunakan metode Tutor Sebaya.
2)
Pelaksanaan Tindakan pembelajaran dengan menerapkan metode Tutor Sebaya
denganskenario yang telah disiapkan.
3)
Pelaksanaan Observasi dilakukan
untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap
secara objektif tentang perkembangan proses dan pengaruh tindakan yang dipilih
terhadap kondisi kelas.
4) Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan prosesdan dampak tindakan perbaikan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana pada tindakan pada siklus selanjutnya.
E. Indikator Kinerja
Variabel |
Sub variabel |
Indokator |
Kemampuan membaca
Al- Qur’an |
1. Lancar |
1.
Tidak lambat 2. Tidak sering
berhenti untuk memikirkan huruf depannya. |
2. Makharijul Huruf |
1. Tepat dalam
mengucapkan huruf 2.
Dapat membedakan dengan
jelas huruf yang
hampir sama. |
Dari indikator yang ditetapkan, siswa mencapai ketuntasan minimal 75 maka dinyataan tuntas.
F.
Prosedur Tindakan
Pra
Siklus
Pelaksanaan kegiatan pendahuluan ini
dilakukan pada tanggal 3 Agustus s.d 16 Agustus 2022. Kegiatan pendahuluan ini diawali dengan
datang ke sekolah
untuk meminta izin kepada Kepala Sekolah SDN Sondakan Surakarta, mengamati kondisi kelas, menentukan
subyek yang ingin diteliti, melakukan observasi penelitian tindakan kelas dengan
menggunakan metode Tutor Sebaya.
Data awal dilakukan melalui pengamatan
sebelum melakukan penelitian tindakan kelas
sebagai bahan untuk dijadikan dasar dalam tindakan penelitian. Awal pengamatan yang dilakukan oleh peneliti diperoleh data untuk diidentifikasi permasalahan yang terjadi
pada siswa kelas IV selama proses pembelajaran membaca Al-Qur’an.
Siklus I
Dalam penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan
2 kali siklus yang masing- masing dimulai
dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi dan hasil menghafal. Siklus pertama dilaksamakan pada minggu pertama
bulan Agustus
2022 dengan Kompetensi Dasar “Membaca huruf-huruf
hijaiah berharakat”. Tahapan yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
a. Perencanaan
Tahap perencanaan meliputi :
a) Merencanakan pelaksanaan metode Tutor Sebaya sebagai pemecah
13 |
permasalahan di kelas IV.
b) Menentukan pelaksanakan siklus I.
c) Menetapkan materi
yang akan diajarkan pada penerapan metode
Tutor Sebaya yaitu
dengan membaca Q.S. AT-Tin.
d) Menyusun indikator
yang akan dicapai
setelah pembelajaran.
e) Membuat instrument penelitian.
f) Menyiapkan alat pembelajaran.
b.
Pelaksanaan
Pelaksanaan metode tutor sebaya ini
dimulai dilaksanakan. Terlebih dahulu peneliti
memilih sang tutor/tutor perkelompok yang memang mempunyai kelebihan dalam membaca Al-Qur’an. Para siswa mulai melaksanakan arahan-arahan dari penelitian serta
dibantu oleh guru Pendidikan Agama Islam. Dari hasil penelitian guru dengan
presentase 90%.
Berikut langkah-langkah dalam pelaksanaan pembelajaran tutor sebaya:
a) Guru melafalkan ayat demi ayat dalam
Surat At-Tin.
b) Siswa menirukan lafal ayat demi ayat dalam Surat At-Tin yang dibacakan
oleh guru.
c) Guru memperhatikan bacaan siswa serta membetulkannya apabila
masih ada yang salah dalam
melafalkannya.
d) Guru menganjurkan siswa untuk terus melatihkan ayat demi ayat dalam Surat At- Tin dan makhroj
yang baik dan benar.
e) Guru membetulkan bacaan siswa apabila
ditemukan kesalahan dalam membaca atau menjelaskan kata yang tidak diketahui.
f) Masing-masing siswa
harus bisa membaca
ayat demi ayat dalam Surat
At-Tin.
g) Siswa membentuk
kelompok yang terdiri
dari 5 kelompok.
h) Bersama kelompoknya siswa mendiskusikan tentang
ayat - ayat dalam Surat
At-Tin.
i) Guru menyimpulkan materi dan mengakhiri pelajaran dengan membaca
do’a.
c.
Pengamatan
d.
Refleksi
Refleksi pada siklus I ini dilaksanakan
oleh peneliti setelah pelajaran selesai pembelajaran selesai.
Refleksi ini dimaksudkan agar pelaksanaan
tindakan pada siklus I ini dapat
segera dievaluasi dan diperbaiki apabila
masih terdapat kekurangan.
Siklus II
a. Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus II meliputi
:
a) Membuat instrument penelitian yaitu :
Menyediakan lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang rutinitas
membaca ayat demi ayat dalam Surat At-Tin.
b) Menyiapkan alat pembelajaran.
c) Menentukan waktu pelaksanaan tindakan
untuk siklus II.
b. Pelaksanaan
Berikut langkah-langkah dalam pelaksanaan pembelajaran tutor sebaya:
a) Guru mengadakan kegiatan yang menarik
siswa untuk membacakan.
b) Menugaskan siswa untuk membaca
15 menit sebelum
dimulai pelajaran dengan
pengawasan penulis dan guru.
c)
Menugaskan siswa untuk membaca ayat demi ayat dalam
Surat At-Tin didepan
kelas atau dibangku mereka masing-masing secara bergiliran.
d) Membentuk kelompok
membaca.
e) Mengadakan lomba membaca ayat demi ayat dalam Surat At-Tin dengan baik dan benar.
c. Pengamatan
Hasil pengamatan peneliti dan Guru
Pendidikan Agama Islam pada penelitian kedua
ini hampir semuanya mampu membaca ayat demi ayat dalam Surat At-Tin dengan lancar, fasih dan benar, dan ada 1
siswa yang membaca huruf-huruf hijaiah berharakat dengan lancar, tatapi belum fasih dan benar.
d. Refleksi
Refleksi pada siklus II yaitu didapatkan
satu metode baru untuk mata pelajaran baca
Al-Qur’an spesifikasi membaca ayat - ayat dalam Surat At-Tin. Pada siklus II semua siswa telah tuntas dan masih ada 1
orang lagi yang tidak tuntas. Penelitian melakukan
rekapitulasi terhadap kinerja guru, aktivitas, dan hasil belajar siswa dari Siklus
I, dan Siklus II antara
lain sebagai berikut:
Tabel 1. Rekapitulasi Nilai Aktivitas Guru dalam Pembelajaran
No |
Keterangan |
Siklus I |
Siklus II |
1. |
Nilai Perolehan |
|
|
2. |
Kriteria |
|
|
Tabel 2. Rekapitulasi Nilai Aktivitas Siswa setiap Siklus
No |
Keterangan |
Siklus I |
Siklus II |
1. |
Nilai Perolehan |
|
|
2. |
Kriteria |
|
|
3. |
Peningkatan |
|
G. Teknik Analisis Data
Langkah selanjutnya adalah menyusun,
mendeskripsikan dan menganalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif, yaitu metode
yang digunakan untuk menyusun,
menjelaskan, dan menganalisa suatu data yang terkumpul berbentuk angka, selanjutnya dianalisis dengan kerangka
induktif yaitu berdasarkan data-data yang diperoleh
untuk selanjutnya ditarik
kesimpulan. Metode ini digunakan untuk menganalisis penerapan
metode tutor sebaya (peer teaching) pada peningkatan kemampuan
membaca Al-Qura’an siswa kelas IV SDN Sondakan Surakarta.
BAB IV HASIL PENELITIAN
A.
Profil Sekolah
SDN Sondakan berdomisili pada daerah
yang strategis di pusat Pemerintahan Kota Surakarta, pengembangan ekonomi dan wilayah pariwisata dengan keterjangkauan
lokasi yang mudah ditempuh dengan sarana transportasi yang ada. Lingkungan sekolah pun berada dekat dengan sarana kesehatan, olahraga dan keagamaan
sehingga menjadi salah satu kekuatan
pendukung dalam proses pembelajaran.
Saat ini SDN Sondakan lolos sebagai sekolah penggerak yang mana proses pembelajaran peserta
didik dari kelas I sampai
kelas IV sudah berpedoman pada Kurikulum Merdeka.
Latar
belakang peserta didik berada pada tingkat ekonomi
menengah ke bawah
namun dengan sarana prasarana yang cukup memadai
dalam mendukung proses pembelajaran
baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Latar belakang keagamaan yang mayoritas adalah peserta didik
beragama Islam. Secara sosial budaya, peserta
didik memiliki latar belakang orang tua yang berbeda budaya yang
disebabkan dari sebagian orang tua
merupakan karyawan yang ditempatkan tugas dan berasal dari luar daerah. Selain itu, minat bakat peserta
didik juga yang sangat beragam. Berdasarkan perbedaan
latar belakang tersebut maka
memperkuat alasan Profil Pelajar Pancasila mampu
diimplemetasikan secara utuh di SDN Sondakan dengan motto ”Keunikan dalam Harmonisasi
(Unieqly in Harmony)”.
VISI
Terwujudnya Peserta
Didik yang Beriman
dan Bertakwa, Berbudi
Luhur, Cerdas, Mandiri, Kreatif, Kompetitif, Kolaboratif, Cinta Lingkungan, dan Berbudaya.
MISI
1.
Membentuk sikap Iman dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Beriman, Bertaqwa, dan berakhlak mulia)
2. Mewujudkan mutu lulusan yang unggul (Kreatif,
Bernalar Kritis, Mandiri,
Berkebhinekaan Global)
3.
Menerapkan pembelajaran yang cerdas dan efektif (Kreatif,
Bernalar Kritis, Mandiri,
Berkebhinekaan Global)
4.
Mewujudkan sikap dan perilaku
peserta didik yang mandiri tanpa menggantungkan orang
lain.
5.
Mewujudkan peserta didik
dalam mengembangkan kreatifitasnya secara optimal.
6. Menciptakan jiwa kompetisi (Kreatif,
Bernalar Kritis, Mandiri,
Berkebhinekaan Global)
7. Mengembangkan kepribadian siswa yang berkarakter serta sikap kepedulian
dalam kerjasama dan gotong royong
dalam kehidupan bersosial.
Mewujudkan sikap peduli siswa agar terlibat dalam
keletarian lingkungan sekolah yang bersih, hijau, indah, dan sehat dan
menerapkan manajemen partisipasi aktif warga
sekolah untuk mewujudkan sekolah yang “ Bersinar “ Bersih, Indah, dan Rindang.
B.
Deskripsi Awal
Hasil
pengamatan aktivitas siswa
selama mengikuti pembelajaran PAI elemen Qur’an
Hadist dapat disekripsikan bahwa masih banyak siswa yang melakukan kebiasaan
– kebiasaan yang kurang baik ketika pembelajan dimulai sehingga menghambat pemahaman siswa terhadap
materi pelajaran. Mereka tampak kurang antusias dalam belajar
Proses
pembelajaran PAI elemen Qur’an Hadist di sekolah
ini awalnya berjalan monoton, yakni guru yang mengajar
terlalu sering menggunakan metode ceramah,
tanya jawab dan penugasan. Oleh sebab itu peneliti mencoba menggunakan metode
Tutor Sebaya sebagai sebuah pendekatan dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
C.
DESKRIPSI HASIL TINDAKAN TIAP SIKLUS
1.
Pra Siklus
Pelaksanaan kegiatan pendahuluan ini
dilakukan pada tanggal 17 Agustus s.d 21 Agustus 2022. Kegiatan pendahuluan ini diawali dengan datang ke sekolah untuk meminta izin kepada Kepala
Sekolah SDN Sondakan
Surakarta, mengamati kondisi
kelas, menentukan subyek yang ingin diteliti, melakukan
observasi penelitian tindakan kelas dengan
menggunakan metode Tutor Sebaya.
Data awal dilakukan melalui pengamatan sebelum
melakukan penelitian
tindakan kelas sebagai bahan untuk dijadikan dasar dalam tindakan
penelitian. Awal pengamatan yang
dilakukan oleh peneliti diperoleh data untuk diidentifikasi permasalahan yang terjadi pada siswa kelas V selama proses pembelajaran membaca Al-Qur’an. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil tes
awal yang telah dilakukan oleh
peneliti pada hari Selasa, tanggal 25 Agustus 2022. Ada 3 siswa yang tidak mengikuti tes, 8 siswa yang
memperoleh nilai di bawah KKM, yaitu 75 dan siswa
yang memperoleh nilai diatas KKM berjumlah 10 siswa. Dari nilai yang diperoleh siswa tersebut dapat dikatakan
bahwa hasil belajar siswa di kelas VA SDN Sondakan kurang memuaskan.
Tabel 1.1
Hasil Penilaian Membaca
Surat At-Tin
No |
Nama |
Nilai |
Keterangan |
||
1 |
Affita Nabella putri |
72 |
Belum Tuntas |
||
2 |
Aklian Yusrintan |
- |
Tidak Ikut |
||
3 |
Amira Zaina Yasmin |
84 |
Tuntas |
||
4 |
Aqilla Nur Cahyani |
74 |
Belum Tuntas |
||
5 |
Aryan Raqilla Athallah |
84 |
Tuntas |
||
6 |
Assyifa Aulia |
74 |
Belum Tuntas |
||
7 |
Destian chandra Wibisana |
85 |
Tuntas |
||
8 |
Earlene Lavina Nugroho |
64 |
Belum Tuntas |
||
9 |
Febrian Wahyu Saputra |
84 |
Tuntas |
||
10 |
M. Dzaki Setyawan |
72 |
Belun tuntas |
||
11 |
Nadhifa Askana |
- |
Tidak Ikut |
||
12 |
Nayla Ufa Janna |
72 |
Belum Tuntas |
||
13 |
Rizqi Eza Hendra
Kusuma |
71 |
Belum Tuntas |
||
14 |
Septian Putri |
- |
Tidak Ikut |
||
15 |
Shifan Hanif Alfarezel |
85 |
Tuntas |
||
16 |
Syafa Maheswari |
70 |
Belum Tuntas |
||
17 |
Valencia Agrysti Andayani |
68 |
Belum Tuntas |
||
18 |
Edrea Alma Maheswari |
74 |
Belum Tuntas |
||
Keterangan : |
|
|
|||
Jumlah siswa secara
keseluruhan |
18 |
|
|||
Jumlah siswa sudah
tuntas |
5 |
|
|||
Jumlah siswa belum
tuntas |
10 |
|
|||
Jumlah siswa tidak
mengikuti tes Nilai rata-rata hasil tes awal
siswa kelas V A |
3 |
|
|||
Rata-rata yang dicari = Jumlah nilai
seluruh siswa
Jumlah seluruh
siswa
= 1.133
18
19 |
|
= |
62,94 |
Persentase Ketuntasan |
= |
5 × 100% 18 |
|
= |
27,77 % |
Persentase Belum
Tuntas |
= |
100% - 27,77% |
|
= |
72,23 % |
Berdasarkan data tersebut nilai
rata-rata hasil tes awal siswa kelas V A adalah 62,94%. Dari 18 siswa, hanya 5 siswa yang mencapai
KKM dengan persentase 27,77%,
3 siswa tidak mengikuti tes sedangkan 10 siswa belum mencapai KKM dengan persentase 72,23%. Karena siswa yang belum
tuntas cukup banyak yaitu 10 siswa, maka perlu
adanya perbaikan dalam pembelajaran
Ayo Membaca Surat At Tiin. Dengan menggunakan metode
tutor sebaya diharapkan hasil belajar siswa terutama kemampuan
membaca siswa meningkat sesuai dengan KKM , yakni 75.
2.
Siklus I
Dalam penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan 2 kali siklus yang
masing- masing dimulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi dan hasil membaca. Siklus pertama
dilaksamakan pada minggu
terakhir bulan Agustus 2022. Tahapan
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a.
Perencanaan
Tahap perencanaan meliputi :
Peneliti menyusun rencana
kegiatan yang akan dilakukan pada siklus I, berikut ini merupakan kegiatan yang dilakukan
oleh peneliti :
1)
Mempersiapkan perangkat
pembelajaran (Perangkat pembelajaran berupa RPP dengan menggunakan
metode tutor sebaya).
2)
Membuat instrumen pengumpulan data
a)
Lembar observasi aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran dengan
menggunakan metode tutor sebaya.
b) Lembar instrumen
penilaian unjuk kerja dan performance
19 |
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan metode tutor sebaya ini
dimulai dilaksanakan. Terlebih dahulu peneliti memilih
sang tutor/tutor perkelompok yang memang mempunyai
kelebihan dalam membaca
Al-Qur’an. Para siswa mulai melaksanakan arahan-arahan dari penelitian serta dibantu oleh guru
pendamping. Dari hasil penelitian guru dengan
presentase 90%.
Berikut langkah-langkah dalam pelaksanaan pembelajaran tutor sebaya:
1.
Guru melafalkan ayat demi
ayat dalam Surat At-Tin.
2.
Siswa menirukan lafal ayat demi ayat dalam Surat At-Tin yang dibacakan oleh
guru.
3.
Guru memperhatikan bacaan siswa serta
membetulkannya apabila masih ada yang salah
dalam melafalkannya.
4.
Guru menganjurkan siswa untuk terus melatihkan ayat demi ayat dalam Surat
At-Tin dan makhroj
yang baik dan benar.
5.
Guru membetulkan bacaan siswa apabila ditemukan kesalahan dalam membaca atau menjelaskan
kata yang tidak diketahui.
6.
Masing-masing siswa harus bisa membaca
ayat demi ayat dalam Surat
At-Tin.
7.
Guru membentuk kelompok
yang terdiri dari 4 kelompok.
8.
Bersama kelompoknya siswa mendiskusikan tentang ayat - ayat dalam
Surat At-Tin.
9.
Kegiatan penutup guru memberikan
evaluasi atas pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian
guru juga melakukan
kegiatan penguatan materi membaca Surat AtTiin dengan cara menunjuk
siswa secara acak untuk membaca
kelanjutan ayat-ayat dari surat At Tiin. Setelah
itu, guru memberikan motivasi kepada siswa agar terus mempelajari al-Qur’an baik dengan cara membaca maupun menghafal, karena al-Qur’an merupakan pedoman
umat islam. Hal ini dilakukan
agar siswa tetap semangat membaca
al- Qur’an.
c.
Hasil pengamatan / observasi
Pada tahap observasi ini dilakukan oleh
guru kelas V A yakni Ibu Agustina, S.Pd.SD
yang berperan sebagai
observer selama proses
pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi. Kegiatan
observasi/ pengamatan dalam penelitian ini dilakukan selama
proses pembelajaran di kelas berlangsung. Observasi dilaksanakan untuk
mengamati setiap proses
yang
20 |
Pada
pelaksanaan pembelajaran ini, observer mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung
Pembelajaran “Ayo Membaca Surah At
Tiin dengan menggunakan metode tutor sebaya. Hasil Observasi dapat dilihat
pada tabel 4.2 berikut ini :
Hasil Observasi Siswa dapat dilihat pada tabel
1.2 berikut ini :
No |
Aspek yang diamati |
Skor |
Kriteria |
|||
4 |
3 |
2 |
1 |
|||
A. |
Kegiatan Pendahuluan |
|||||
1 |
Siswa menjawab salam
guru “Wa’alaikumussalam Wr.Wb |
√ |
|
|
|
Semua siswa menjawab
ucapan salam dari
guru |
2 |
Siswa berdoa bersama guru |
|
√ |
|
|
Sebagian besar
siswa ikut bedoa |
3 |
Siswa mengikuti ice breaking tepuk semangat |
√ |
|
|
|
Sebagian besar
siswa mengikuti ice breaking
tepuk semangat |
4 |
Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang diberikan guru |
|
|
|
√ |
Seluruh siswatidak
mendengarkan tujuan pembelajaran yang
disampaikan oleh guru. |
5 |
Siswa menjawab apersepsi Pembelajaran yang diberikan guru |
20 |
√ |
|
|
Sebagian besar siswa
menjawab apersepsi
pembelajaran yang diberikan guru. |
B. |
Kegiatan Inti |
|||||
6 |
Siswa membuka PAI dan BD materi “Ayo
Membaca Surat At Tiin |
√ |
|
|
|
Seluruh siswa
membuka buku mata pelajaran PAI dan BD “Ayo Membaca
Surat At Tiin |
7 |
Siswa memperhatikan media pembelajaran yang digunakan guru |
|
|
√ |
|
Sebagian kecil siswa memperhatikan
media pembelajaran yang
digunakan guru |
8 |
Siswa membaca surat
At Tiin bersama guru |
√ |
|
|
|
Seluruh siswa membaca surat At Tiin bersama guru |
9 |
Siswa menyimak bacaan
ayat pertama dari surat At Tiin
sesuai dengan kaidah tajwid dan
makhorijul huruf yang dibaca
oleh guru. |
√ |
|
|
|
Seluruh iswa menyimak
bacaan ayat pertama dari surat At Tiin
sesuai dengan kaidah
tajwid dan makhorijul huruf yang dibaca oleh
guru. |
10 |
Siswa menirukan bacaan
ayat pertama surat At Tiin yang
dibaca oleh guru. |
√ |
|
|
|
Seluruh siswa
menirukan bacaan ayat pertama surat At Tiin yang dibaca oleh guru |
11 |
Siswa mengulang bacaan
ayat demi ayat surat At Tiin. |
|
√ |
|
|
Sebagian besar siswa
mengulang bacaan ayat –
ayat dalam surat
At Tiin |
12 |
Siswa melanjutkan menyimak bacaan ayat selanjutnya dari surat At Tiin sesuai
dengan kaidah tajwid dan makhorijul huruf yang dibaca oleh guru. (*Menyimak bacaan guru diteruskan sampai pada target surat At Tiin secara keseluruhan) |
√ |
|
|
|
Seluruh siswa
melanjutkan menyimak bacaan
ayat selanjutnya dari surat At Tiin
sesuai dengan kaidah tajwid dan makhorijul huruf yang dibaca oleh
guru. (*Menyimak bacaan guru diteruskan sampai
pada target surat At Tiin secara keseluruhan) |
13 |
Siswa menirukan bacaan ayat selanjutnya surat At Tiin yang dibaca
oleh guru. (*Bacaan diteruskan
sampai pada target surat At Tiin secara keseluruhan) |
√ |
|
|
|
Seluruh siswa menirukan bacaan ayat
selanjutnya surat At Tiin yang dibaca oleh guru.
(*Bacaan diteruskan sampai pada target surat
At Tiin secara keseluruhan) |
14 |
Siswa
mengulangi bacaan pada ayat
selanjutnya pada surat At Tiin dengan bimbingan guru (Bacaan dengan metode
tutor sebaya dilakukan sampai
pada keseluruhan ayat surat At Tiin). |
√ |
|
|
|
Seluruh siswa mengulangi bacaan padaayat selanjutnya pada surat At Tiin dengan
bimbingan guru (Bacaan
dengan metode tutor
sebaya dilakukan sampai pada keseluruhan ayat surat At Tiin). |
15 |
Siswa antusias maju kedepan untuk memperdengar kan/
menyetorkan hafalan
surat At Tiin kepada Guru |
|
|
√ |
|
Sebagian kecil siswa antusias maju kedepan untuk memperdengarkan/ menyetorkan hafalan
surat At Tiin kepada Guru |
C. |
Kegiatan Penutup |
|||||
16 |
Siswa antusias mengikuti kegiatan evaluasi materi “Ayo
Membaca surat At Tiin yang diberikan oleh guru. |
|
√ 21 |
|
|
Sebagian besar
siswa antusias mengikuti kegiatan evaluasi materi “Ayo Membaca surat At Tiin yang diberikan oleh guru. |
17 |
Siswa mengikuti kegiatan penguatan materi yang diberikan |
√ |
|
|
|
Seluruh siswa
mengikuti kegiatan penguatan materi |
|
oleh guru. |
|
|
|
|
yang diberikan oleh
guru. |
18 |
Siswa mendengarkan pesan
moral yang diberikan guru untuk selalu
mengamalkan nilai al-Quran dalam kehidupan sehari-hari. |
√ |
|
|
|
Seluruh siswa mendengarkan pesan moral yang
diberikan guru untuk selalu mengamalkan
nilai al-Quran dalam
kehidupan sehari-hari. |
19 |
Siswa memperhatikan guru menyampaikan informasi untuk pertemuan berikutnya. |
|
√ |
|
|
Sebagian besar siswa memperhatikan
guru menyampaikan informasi untuk pertemuan berikutnya |
20 |
Siswa membaca
doa Kafaratul Majlis sebagai penutup
kegiatan pembelajaran. |
|
√ |
|
|
Sebagian besar siswa membaca doa Kafaratul Majlis sebagai penutup kegiatan pembelajaran. |
Nilai Perolehan = Skor
diperoleh × 100 Skor maksimal |
= |
67 ×
100 = 83,75 80 |
Tabel 1.3
Skor Perolehan Hasil
Observasi Aktivitas Siswa
Skor Perolehan |
Nilai Huruf |
Klasifikasi |
91-100 |
A |
Sangat Baik |
81-90 |
B |
Baik |
Skor Perolehan |
Nilai Huruf |
Klasifikasi |
71-80 |
C |
Cukup |
61-70 |
D |
Kurang |
00-60 |
E |
Gagal |
Observasi aktivitas siswa mendapat
skor 83,75 dari skor maksimal
100, dengan demikian diperoleh nilai
83,75 termasuk kategori
baik. Pada siklus
I masih susah untuk menarik perhatian siswa agar fokus pada
metode tutor sebaya. Berdasarkan uraian diatas perlu dilakukan perbaikan agar
pembelajaran menjadi lebih baik.
B. Hasil
Observasi Aktivitas Guru
Observasi aktivitas guru ini berisi tentang
aktivitas guru selama proses pembelajaran berlangsung. Untuk menentukan skor penilaian, maka dilakukan dengan memperhatikan beberapa kriteria
yang telah ditentukan. Hasil observasi aktifitas guru tersebut dapat dilihat pada tabel 1.4 :
Tabel 1.4 Observasi Aktifitas
Guru Siklus I
No |
Aspek yang
diamati |
Skor |
Krite ria |
|||
4 |
3 |
2 |
1 |
|||
A. Kegiatan Pendahuluan |
||||||
1 |
Guru mengucapkan “Assalamu’alaikum Wr.Wb |
√ |
|
|
|
Guru mengucapkan salam dengan suara
lantang sehingga semua
siswa mengikuti instruksi guru |
2 |
Guru melakukan doa
bersama siswa |
|
√ |
|
|
Guru melakukan doa bersama, tetapi
sebagian kecil siswa
ada yang tidak khusyuk |
3 |
Guru memberikan breaking berupa semangat ice tepuk |
|
√ |
|
|
Guru memberikan ice breaking tepuk semangat
tapi kurang bersemangat |
21 |
4 |
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran |
|
|
|
√ |
Guru melakukan tidak
penyampaian kegiatan pembelajaran |
5 |
Guru memberikan apersepsi
pembelajaran |
|
√ |
|
|
Guru memberikan apersepsi dan sebagian besar
siswa merespon dengan cukup baik |
B. Kegiatan Inti |
||||||
6 |
Guru
menginstruksikan siswa untuk
membuka buku mata pelajaran Al- Qur’an Hadits materi “Mari Membaca surat At Tiin |
√ |
|
|
|
Guru memberikan instruksi secara jelas disertai nomor halaman
materi yang akan dipelajari |
7 |
Guru menggunakan media pembelajaran berupa papan
tulis secara efektif dan efesien. |
|
|
√ |
|
Guru menggunakan media yang kurang menarik perhatian siswa. |
8 |
Guru membaca surat At Tiin bersama
siswa |
√ |
|
|
|
Guru membaca surat At Tiin bersama
siswa secara serentak dan siswa antusias mengikuti |
9 |
Guru membaca ayat pertama
dari surat At Tiin
sesuai dengan kaidah tajwid dan makhorijul huruf. |
√ |
|
|
|
Guru membaca
ayat pertama dari surat At Tiin sesuai dengan kaidah tajwid dan makhorijul huruf dengan baik. |
10 |
Guru menyimak bacaan
yang dilakukan peserta didik
secara bin nadhar ayat pertama pada surat At Tiin |
√ |
|
|
|
Guru menyimak bacaan yang dilakukan peserta didik secara
bin nadhar ayat pertama pada surat
At Tiin dengan baik. |
11 |
Guru membimbing peserta
didik dalam mengulang bacaan ayat pertama pada surat At Tiin sampai benar- benar bisa. |
√ |
|
|
|
Guru membimbing dengan baik ketika peserta didik mengulang bacaan ayat pertama pada surat At Tiin sampai benar-benar bisa. |
12 |
Guru melanjutkan membaca ayat selanjutnya dari surat At Tiin dengan benar sesuai kaidah tajwid dan
makhorijul huruf. (*Bacaan diteruskan dengan menambah materi ayat selanjutnya pada surat At Tiin yang telah ditargetkan) |
√ |
|
|
|
Guru melanjutkan membaca ayat selanjutnya dari surat At Tiin
dengan benar sesuai kaidah tajwid dan makhorijul huruf dan seluruh
siswa memperhatikan dengan baik. |
13 |
Guru menyimak bacaan ayat selanjutnya yang
dilakukan peserta |
√ |
|
|
|
Guru menyimak bacaan
ayat selanjutnya yang
dilakukan peserta |
22 |
|
didik secara bin nadhor dan bil ghoib .(*Sima’i diteruskan sampai
pada target surat At Tiin
secara keseluruhan) |
|
|
|
didik
secara bin nadhor dan bil ghoib dengan baik, hal tersebut dilakukan sambil membenarkan bacaan peserta didik
yang kurang tepat
antara makhroj
dan tajwidnya. |
14 |
Guru membimbing peserta didik dalam memgulang bacaan
ayat selanjutnya pada
surat At Tiin (metode tutor sebaya)
diteruskan sampai pada target surat
At Tiin yang telah ditentukan) |
|
|
|
Guru membimbing peserta
didik dalam memgulang
bacaan ayat selanjutnya pada surat At Tiin
(metode tutor sebaya) diteruskan sampai pada target surat At Tiin
yang telah ditentukan) dengan
baik. |
15 |
Guru menyimak &
mendengarkan bacaan surat
At Tiin peserta
didik |
√ |
|
|
Guru menyimak & mendengarkan bacaan surat At Tiin
peserta didik cukup baik |
C. Kegiatan Penutup |
|||||
16 |
Guru melakukan evaluasi materi “Ayo Membaca Surat
At Tiin. |
√ |
|
|
Guru melakukan evaluasi tetapi hanya sebagian siswa yang antusias |
17 |
Guru melakukan refleksi untuk penguatan materi
“Ayo Membaca Surat
At Tiin serta
memberikan tindak lanjut dalam
bentuk pemberian tugas
secara individu |
√ |
|
|
Guru melakukan refleksi tetapi
sebagian siswa yang
memperhatikannya |
18 |
Guru menyampaikan pesan
moral kepada siswa |
√ |
|
|
Guru menyampaikan pesan moral secara
jelas, tetapi sebagian siswa yang memahaminya |
19 |
Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya. |
|
|
|
Guru
menyampaikan informasi pembelajaran selanjutnya dengan jelas dan baik |
20 |
Guru menutup pembelajaran dengan membaca doa Kafaratul Majlis. |
√ |
|
|
Guru menutup pembelajaran cukup
baik, tetapi sebagian kecil siswa ada yang kurang
memperhatikan |
Nilai Perolehan = Skor perolehan × 100 Skor maksimal |
|||||
|
|
|
= |
67 x 100 = 83,75 80 |
|
Tabel 1.5
Skor
Perolehan Hasil Observasi Aktivitas Guru
Skor Perolehan |
Nilai Huruf |
Klasifikasi |
91- 100 |
A |
Sangat Baik |
81- 90 |
B |
Baik |
71- 80 |
C |
Cukup |
61- 70 |
D |
Kurang |
0-60 |
E |
Gagal |
Dari data hasil observasi guru dalam
mengelola pembelajaran menunjukkan bahwa
perolehan skor nilai yang di dapat adalah 67 dengan nilai observasi guru yakni 83,75 dan dari skor idealnya
adalah 80. Berdasarkan hasil observasi tersebut,
menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam melakukan proses pembelajaran
cukup berhasil. Hal ini dikarenakan
hasil rata-rata yang diperoleh dari hasil observasi kinerja guru yang didapat
belum mencapai belum
mencapai indikator yang ditentukan yakni 85. Sehingga perlu adanya perbaikan pada
proses pembelajaran berikutnya yang dilakukan
oleh guru, terutama
dalam menyampaikan tujuan pembelajaran serta media pembelajaran yang digunakan, agar siswa tertarik
dan antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran membaca
surat At Tiin dengan menggunakan metode tutor sebaya.
v Hasil
Nilai Kemampuan Membacal
Surat At Tiin
Untuk mengetahui hasil kemampuan menghafal siswa, peneliti
melakukan penilaian non tes berupa
penilaian performence yang berhubungan dengan bacaan surat At Tiin pada mata pelajaran PAI dan BP Pembelajaran Ayo Membaca Surat At Tiin.
Penilaian Performence
Penilaian performence ini dinilai ketika siswa telah
melakukan membaca dengan menggunakan
metode tutor sebaya. Dengan tujuan agar siswa mampu bersemangat membaca Qs. At Tiin ayat 1 - 8 secara
keseluruhan dengan lancar, sesuai kaidah tajwid dan makhorijul huruf. Penilaian ini memiliki 3 aspek
penilaian yaitu :
1)
Aspek makhorijul hururf, siswa akan
memperoleh nilai 1 apabila makhorijul huruf tidak
tepat dan tempat
keluarnya huruf tidak sesuai (kesalahan lebih dari 3 kali). Memperoleh nilai 2, apabila
makhorijul huruf benar, tetapi tempat keluarnya
kurang sesuai (kesalahan 1-3 kali). Dan memperoleh nilai 3, apabila makhorijul huruf sangat tepat dan tempat keluarnya huruf sangat
sesuai.
2) Aspek Tajwid, siswa akan memperoleh nilai 1 apabila sebagian besar bacaan
tajwid kurang tepat (kesalahan lebih dari 3 kali).
Memperoleh nilai 2, apabila sebagian kecil bacaan tajwid kurang tepat (kesalahan 1-3 kali). Dan memperoleh nilai
3 apabila bacaan tajwid
sangat tepat.
3)
Aspek Kelancaran, siswa akan
memperoleh nilai 1 apabila hafalan Qs. At Tiin
ayat 1- 8 kurang lancar
dan terbata- bata. Memperoleh nilai 2 apabila
hafalan Qs. At Tiin ayat 1 - 8 lancar, tetapi sedikit
terbata-bata. Dan memperoleh nilai 3 apabila hafalan
Qs. At Tiin ayat 1 - 8 sangat lancar dan tidak terbata-bata.
Tabel 1.6
Hasil Penilaian Performence Siswa Pada Siklus I
No |
Kode Siswa |
Aspek Penilaian |
Nilai |
K e t |
||||||||
Makhroj |
Tajwid |
Kelancaran |
||||||||||
1 |
2 |
3 |
1 |
2 |
3 |
1 |
2 |
3 |
||||
1 |
Affita Nabella
putri |
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
66 |
Belum Tuntas |
2 |
Aklian Yusrintan |
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
88 |
Tuntas |
3 |
Amira Zaina
Yasmin |
|
√ |
|
|
|
√ |
|
√ |
|
77 |
Tuntas |
4 |
Aqilla Nur Cahyani |
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
66 |
Belum Tuntas |
5 |
Aryan Raqilla
Athallah |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
100 |
Tuntas |
6 |
Assyifa Aulia |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
Tidak Ikut |
7 |
Destian chandra Wibisana |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
100 |
Tuntas |
8 |
Earlene Lavina
Nugroho |
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
66 |
Belum Tuntas |
9 |
Febrian Wahyu
Saputra |
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
66 |
Belum Tuntas |
10 |
M. Dzaki Setyawan |
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
66 |
Belum Tuntas |
11 |
Nadhifa Askana |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
√ |
|
88 |
Tuntas |
12 |
Nayla Ufa Janna |
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
66 |
Belum Tuntas |
13 |
Rizqi Eza
Hendra Kusuma |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
Tidak Ikut |
14 |
Septian Putri |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
√ |
|
88 |
Tuntas |
15 |
Shifan Hanif
Alfarezel |
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
66 |
Belum Tuntas |
16 |
Syafa Maheswari |
|
|
√ |
|
√ |
|
|
|
√ |
88 |
Tuntas |
17 |
Valencia Agrysti Andayani |
|
|
√ |
|
√ |
|
|
√ |
|
77 |
Tuntas |
18 |
Edrea Alma
Maheswari |
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
66 |
Belum Tuntas |
Keterangan :
Jumlah siswa secara
keseluruhan : 18 siswa Jumlah siswa sudah tuntas 8
siswa Jumlah siswa yang tidak mengikuti tes: 2 siswa Jumlah siswa yang belum tuntas : 8 siswa Nilai
rata-rata hasil performence siswa kelas V A :
Rata-rata yang dicari = Jumlah nilai seluruh siswa
Jumlah seluruh
siswa
|
= |
1234 |
|
18 |
|
=
68,55 |
|
|
Persentase Ketuntasan |
= |
8 × 100% 18 |
|
= |
44,44 % |
Persentase
Belum Tuntas |
= |
100% - 44,44% |
|
= |
55,56
% |
Berdasarkan data tersebut hasil
penilaian kemampuan membaca siswa aspek
performence pada siklus I rata-rata didapatkan seluruh siswa kelas V A adalah 68,55 dari 18 siswa, 8 siswa dengan
persentase 44,44% memenuhi KKM, 2 siswa tidak mengikuti tes dan 8 siswa dengan persentase 55,56%
tidak memenuhi KKM.
Dari hasil ketuntasan belajar yang diperoleh siswa, sudah banyak siswa yang mendapatkan nilai sesuai denga KKM yaitu 75. Akan tetapi hasil yang diperoleh siswa belum maksimal. Hal ini dikarenakan persentase ketuntasan belajar yang didapatkan belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan yakni 80%.
d. Refleksi
Dalam pelaksanaan tindakan siklus I terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Guru dan siswa melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan apa yang
ada di Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), hanya saja ada beberapa
kegiatan yang dirasa kurang maksimal,
sehingga dalam melaksanakan siklus I terdapat
beberapa kendala dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil non tes yang
telahdiujikan kepada siswa, diperoleh rata-rata kelas 68,55. Dari 18 siswa, siswa yang belum tuntas atau belum
mencapai KKM ada 8 siswa, sedangkan siswa yang sudah tuntas atau memenuhi KKM ada 8 siswa. Selama
peneliti melaksanakan siklus I, ada 2 anak yang tidak masuk kelas,
1)
Siswa belum terbiasa menggunakan metode baru seperti
metode tutor sebaya,
sehingga beberapa siswa terlihat kaget meskipun sudah dijelaskan oleh
guru ketika awal pembelajaran dan
metode ini juga termasuk metode yang mudah dan menyenangkan
2)
Belum adanya LK siswa yang
mendukung metode tutor sebaya ini, sehingga pengulangan yang dilakukan
dirasa belum maksimal.
3)
Saat guru melakukan penilaian
performence yang ditunjukkan dengan melafalkan
hafalan didepan guru, guru memberikan instruksi “yang sudah bisa, ayo maju kedepan , di sima’kan
kepada bu guru” sebagian siswa malu- malu. Dikarenakan beberapa siswa yang bacaannya belum lancar ditertawakan oleh teman- temannya,
sehingga membuat yang lain menjadi kurang percaya
diri untuk maju kedepan.
Jadi, pada dasarnya pembelajaran siklus
I masih dapat ditingkatkan lagi. Dalam hal ini peneliti
melanjutkan siklus II untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Peneliti akan meningkatkan dan
memperbaiki proses pembelajaran. Adapun upaya
pada siklus selanjutnya, antara lain :
a)
Menjelaskan dan membimbing siswa bagaimana melaksanakan pembelajaran materi
“Ayo Membaca Surah At Tiin dengan metode tutor sebaya yang baik dan benar, sehingga siswa akan lebih
termotivasi dan bersemangat dalam membaca.
b)
Dalam melakukan bacaan menggunakan tutor sebaya peneliti
juga akan membuat LK bacaan, sehingga siswa akan
lebih fokus terhadap pengulangan yang
dilakukan sekaligus jumlah pengulangannya. Baik secara bin-nadhar (dengan
melihat mushaf) maupun secara bil-ghoib (tanpa melihat
mushaf).
c)
Dalam melakukan penilaian
performence , peneliti berinisiatif agar siswa
yang pada siklus sebelumnya malu-malu
maju kedepan menjadi
lebih percaya diri. Dan guru juga akan mengajarkan rasa saling menghargai terhadap sesama teman serta memberikan
reward dan punishmen pada siswa. Oleh karena
itu, pada pertemuan selanjutnya guru akan memberikan stimulus
berupa reward kepada seluruh
siswa yang sudah
berani tampil kedepan.
Untuk
27 |
menunjukkan bacaan At Tiin dengan
percaya diri didepan
kelas.
3.
SIKLUS II
Penelitian tindakan kelas pada siklus II sama dengan siklus
I, yakni terdiri atas 4 tahapan. Yaitu; perencanaan, tindakan,
observasi dan refleksi.
Berikut ini penjelasan masing-masing tahapan
:
a.
Perencanaan
Rencana tindakan dalam siklus II
merupakan tindak lanjut evaluasi dari pelaksanaan
siklus I. Pada tahap ini diupayakan agar lebih maksimal dalam kegiatan
pembelajaran dan menyempurnakan kekurangan pada siklus I. Adapun
langkah-lamgkah yang dilakukan pada siklus II adalah
sebagai berikut :
1)
Memperbaiki kekurangan pada siklus I dan memberikan alternatif pemecahan masalah. Peneliti memberikan bimbingan yang benar
dan tepat ketika siswa melakukan bacaan dengan menggunakan metode Tutor Sebaya. Peneliti juga membuat media serta
LK bacaan guna mendukung proses membaca
agar metode ini dapat diimplementasikan secara maksimal. Peneliti
juga akan memberikan reward kepada seluruh siswa apabila antusias &
tertib saat kegiatan
pembelajaran materi “Ayo Membaca Surah At Tiin” berlangsung, secara tidak langsung
hal ini juga dapat membantu
mengefesiensikan waktu dan membantu pembelajaran berjalan dengan tertib. Karena siswa akan
terkondisikan dengan sendirinya demi mendapat reward
yang diberikan oleh peneliti.
2)
Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II dengan memperbaiki dan melakukan revisi sesuai hasil refleksi siklus I. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus II hampir sama dengan siklus I, hanya saja peneliti
yang semula menampilkan video pembelajaran tentang
Surat At Tiin sebagai media untuk selanjutnya peneliti berinisiatif menampilkan video pembelajaran dan memakai
alat tape radio untuk memperdengarkan
suara Surat At Tiin . Kemudian pada kegiatan
penutup, agar pembelajaran lebih meresap kepada siswa. Dan untuk alokasi waktu yang digunakan pada
siklus II sama seperti siklus I, yakni 2 x 35
menit.
b.
Pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas untuk kelas IV-A ini dilaksanakan
pada hari Rabu, 8 Agustus 2022 pukul 08.05 - 09.15 WIB dengan alokasi
waktu 2 x 35 menit. Penelitian ini dilakukan dengan
selang waktu satu minggu dengan
siklus I. Adapun
kegiatan pembelajaran pada siklus II sama
dengan siklus I meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
1.
Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan ini hampir
sama dengan kegiatan
pendahuluan pada siklus I.
Dimulai dengan guru mengucapkan salam, kemudian siswa menjawab dengan penuh semangat. Setelah
itu membaca doa bersama-sama. Dengan
mengucapkan “Bismillahirrahmanirrahiim”. Kemudian
guru mengecek kehadiran
serta kesiapan siswa untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran. Tak lupa, guru juga bertanya
tentang kabar,“Bagaimana kabarnya hari ini anak-anak ?” serentak dengan penuh semangat semua menjawab
“Alhamdulillah, luar biasa, Allahu Akbar, Yes... Yes...Yes”. Setelah membaca doa dan menanyakan kabar, guru melakukan
apersepsi, guru melakukan
tanya jawab kepada siswa, dengan menujuk media Pembelajaran
Video Surat At Tiin. “Anak-anak hari
ini kita akan belajar tentang surat
apa ?”, serentak siswa menjawab “At Tiin”. Kemudian guru bertanya lagi, “Ada yang tau, apa arti makna dari At Tiin ?”, Siswa menjawab “Allah menciptakan sesuatu yang terbaik
dan memiliki manfaat”. Lalu, guru bertanya lagi “Mengapa manusia
bisa menjadi makhluk
yang terendah derajatnya ?” , siswa menjawab “Karena
tidak menjalankan perintah Allah”. Guru
melanjutkan pertanyaan lagi “Siapakah orang yang paling mulia disisi Allah?”.
Siswa menjawab “orang yang bertaqwa”. Setelah beberapa pertanyaan yang menggiring siswa ke pokok materi, guru menjelaskan tujuan
pembelajaran pada siklus II kali ini, yaitu : Siswa dapat memahami makna dari Surat At Tiin dengan benar. Kemudian
tujuan yang kedua yakni siswa dapat
membaca Qs. At Tiin ayat 1- 8 secara keseluruhan dengan lancar, sesuai kaidah tajwid dan makhorijul huruf menggunakan metode Tutor Sebaya.
Ketika guru menyampaikan tujuan pembelajaran siswa mendengarkan
dengan tertib. Pada tahap ini menghabiskan waktu kurang lebih 7 menit.
2.
Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti guru memberikan
contoh bacaan Surat At-Tiin dengan
benar sesuai dengan tajwid dan makharijul hurufnya. Pada tahap membaca
menggunakan metode Tutor Sebaya, disini peneliti mulai
memperagakan media yang telah dibuat , Video pembelajaran Surat At Tiin dan menggunakan rekaman tape recorder
untuk memperdengarkan bacaan surat At
Tiin yang benar. Ketika tahap membaca mulai diterapkan, guru memberikan instruksi bahwasanya “Pada kali
ini kita akan membaca secara bin-nadhar
(dengan melihat) sebanyak lima kali. Ayo kita awali dengan membaca basmalah !”. Siswa antusias
memperhatikan instruksi guru dan melaksanakannya
dengan senang hati.
Ketika siswa membaca secara bin-nadhar
setiap kali pengulangan yang dilakukan oleh siswa, guru langsung memberikan tanda pada Video
dan Rekaman Tape rekorder
surat At Tiin. Begitupun juga dengan siswa, disini siswa juga memberikan tanda centang pada kolom bin-nadhar pada LK bacaan yang telah dibuat oleh peneliti. Setelah
mendapat pengulangan sebanyak
lima kali, guru bertanya kepada siswa Pada saat tahap membaca ini, tak lupa guru
juga mengambil nilai untuk penilaian unjuk kerja.
Disini setelah selesai, guru bertanya kepada siswa,
“Bagaimana anak- anak, apakah sudah bisa membaca pada
ayat pertama ini ? Jika sudah mari kita
melanjutkan pada ayat kedua!”. Siswa menjawab “Sudah”. Kemudian bacaan
dilakukan pada ayat selanjutnya. Pada ayat kedua ini, peneliti
merasa bahwa ada bacaan
tajwid yang kurang tepat, sehingga peneliti membetulkan bacaan siswa, yakni pada bacaan hukum mad yang seharusnya dibaca panjang, tetapi
sebagian siswa membaca pendek. Akhirnya guru menyuruh siswa untuk memperhatikan baik-baik tulisan ayat tersebut. Guru
meminta siswa untuk lebih memperhatikan panjang-pendek pada ayat tersebut, karena
disini tahap yang dilakukan yaitu masih secara bin-nadhar (dengan
melihat). Dengan melihat
video surat At Tiin dan memperhatikan rekaman
audio surat At Tiin, guru memberikan penjelasan mana saja bacaan-
bacaan yang nantinya
dibaca panjang. Siswa tertib memperhatikan penjelasan yang diberikan guru, dan mengulangi lagi bacaan
ayat tersebut dengan bacaan yang benar sesuai dengan kaidah tajwid.
Setelah kegiatan membaca
menggunakan metode Tutor Sebaya telah
sampai pada satu surat At Tiin,
guru mengajak siswa membaca kembali ayat 1-8 pada surat At
Tiin secara utuh. Kemudian
guru menyuruh siswa untuk membaca
surat At Tiin di depan
kelas. Karena sekarang
waktunya penilaian performence. Satu per satu siswa diminta maju kedepan, untuk membacakan surat At Tiin. Ketika ada salah satu siswa maju kedepan, guru meminta agar siswa yang lain memperhatikan dan menyimak bacaan temannya yang sedang maju ke depan.
Tak lupa, guru mengajak
siswa untuk sama-sama memberikan reward berupa tepuk tangan dan sebuah
buku tulis bagi yang sudah maju kedepan.
3.
Kegiatan Penutup
Pada tahap terakhir yaitu kegiatan
penutup. Pada tahap ini guru memberikan penjelasan dan penguatan kembali.
Disini guru juga menjelaskan
bahwa baik tajwid, makhorijul huruf maupun bacaan siswa banyak yang sudah baik, benar dan lancar. Pada kegiatan ini pula
juga memberikan evaluasi dan
penguatan secara acak. Yakni dengan menyebut
nama siswa secara acak , kemudian setiap siswa disuruh untuk membaca per-ayat. Atau bisa juga disebut dengan
istilah “estafet ayat secara acak”. Kemudian disini
guru mengajak siswa untuk mengulangi kembali membaca surat
At Tiin secara
bil-ghoib. Setelah itu guru juga memberikan pertanyaan untuk memperkuat pemahaman
siswa berupa ; “Disini At Tiin artinya apa
?” siswa menjawab “Buah Tiin”. Guru bertanya “At Tiin ada berapa ayat
?”, siswa menjawab “Delapan. Guru bertanya lagi “Termasuk
surat yang ke-berapa “ siswa menjawab
“Sembilan Puluh Lima”. Guru bertanya
“Makkiyah atau Madaniyah ?” , siswa menjawab “Makiyah”. Pada tahap ini pula, guru memberikan penjelasan bahwa
makna adanya surat At Tiin ini
menujukkan bahwa Allah menciptakan sesuatu dalam keadaan yang terbaik
dan mempunyai manfaat.
Kemudian guru juga menyampaikan pesan
moral, bahwa agar dalam kehidupan sehari-hari siswa berperilaku dan berakhlak yang mencerminkan sikap dari al-Qur’an. Karena al-Qur’an merupakan
pedoman bagi umat Islam. Kemudian
guru mengakhiri pembelajaran
dengan membaca doa bersama dengan
membaca doa Kafaratul Majlis. Setelah membaca doa penutup guru mengucapkan salam. Pada tahap ini kurang lebih menghabiskan waktu 10 menit.
c.
Observasi
Tahap observasi siklus II dilakukan
oleh guru yang berperan sebagai peneliti
selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi. Observasi
atau pengamatan dalam
penelitian ini dilakukan
selama proses pembelajaran dikelas berlagsug.
Observasi dilaksanakan untuk mengamati setiap
proses yang terjadi pada siswa dan guru.
Adapun
hasil yang diperoleh
peneliti dalam tahap pengamatan atau observasi siklus II ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3.8
Hasil Observasi Aktivitas
Siswa Siklus II
No |
Aspek yang diamati |
Skor |
Kriteria |
|||
4 |
3 |
2 |
1 |
|||
A. |
Kegiatan Pendahuluan |
|||||
1 |
Siswa menjawab salam
guru “Wa’alaikumussalam Wr.Wb |
√ |
|
|
|
Semua siswa menjawab ucapan
salam dari guru |
2 |
Siswa berdoa bersama guru |
√ |
|
|
|
Semua siswa ikut
bedoa |
3 |
Siswa mengikuti ice breaking tepuk semangat |
√ |
|
|
|
Sebagian besar siswa
mengikuti ice breaking tepuk semangat |
4 |
Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang diberikan guru |
|
√ |
|
|
Sebagian besar siswa
mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh
guru. |
5 |
Siswa menjawab apersepsi Pembelajaran yang diberikan
guru |
|
√ |
|
|
Sebagian besar siswa menjawab apersepsi pembelajaran yang diberikan guru. |
B. |
Kegiatan Inti |
|||||
6 |
Siswa membuka PAI dan BD materi “Ayo
MembacaSurat At Tiin |
√ |
|
|
|
Seluruh siswa membuka buku mata pelajaran PAI dan BD “Ayo MembacaSurat At Tiin |
7 |
Siswa memperhatikan media
pembelajaran yang digunakan guru (Video Pembelajaran Surat At Tiin) |
√ |
|
|
|
Seluruh siswa memperhatikan media pembelajaran yang digunakan guru (Video Pembelajaran Surat At Tiin
dan rekaman tape
rekorder) |
8 |
Siswa membaca surat At Tiin bersama guru |
√ |
|
|
|
Seluruh siswa membaca surat At Tiin bersama guru |
9 |
Siswa menyimak bacaan
ayat pertama dari surat At Tiin sesuai dengan kaidah tajwid dan
makhorijul huruf yang
dibaca oleh |
√ |
|
|
|
Seluruh iswa menyimak bacaan ayat pertama dari surat At Tiin
sesuai dengan kaidah tajwid dan makhorijul |
|
guru. |
|
|
|
|
huruf yang dibaca oleh guru. |
10 |
Siswa menirukan bacaan
ayat pertama surat At Tiin yang dibaca oleh guru. |
√ |
|
|
|
Seluruh siswa menirukan bacaan
ayat pertama surat At Tiin yang dibaca oleh guru |
11 |
Siswa mengulang bacaan
ayat pertama surat At Tiin sampai benar- benar hafal. (*Pengulangan bin- nadhor dan bil ghoib
masing- masing dilakukan
sebanyak lima kali) |
|
√ |
|
|
Sebagian besar siswa
mengulang bacaan ayat
pertama surat At Tiin sampai
benar-benar hafal. (*Pengulangan bin- nadhor dan
bil ghoib masing-masing dilakukan sebanyak lima kali) |
12 |
Siswa melanjutkan menyimak bacaan ayat
selanjutnya dari surat
At Tiin sesuai dengan
kaidah tajwid dan makhorijul huruf yang dibaca
oleh guru. (*Menyimak bacaan guru diteruskan sampai pada target
surat At Tiin secara keseluruhan) |
√ |
|
|
|
Seluruh siswa melanjutkan
menyimak bacaan ayat
selanjutnya dari surat
At Tiin sesuai dengan kaidah
tajwid dan makhorijul huruf yang dibaca
oleh guru. (*Menyimak
bacaan guru diteruskan sampai pada target surat At Tiin
secara keseluruhan) |
13 |
Siswa menirukan bacaan
ayat selanjutnya surat
At Tiin yang dibaca oleh guru. (*Bacaan diteruskan sampai pada target surat At Tiin
secara keseluruhan) |
√ |
|
|
|
Seluruh siswa
menirukan bacaan ayat selanjutnya surat At Tiin yang dibaca oleh guru.
(*Bacaan diteruskan sampai pada target surat At Tiin secara keseluruhan) |
14 |
Siswa melakukan hafalan
dengan mengulangi bacaan
pada ayat selanjutnya pada surat At Tiin dengan bimbingan guru (Hafalan dengan
metode Tutor Sebaya dilakukan sampai
pada keseluruhan ayat
surat At Tiin (*Pengulangan secara
bil ghoib dilakukan sebanyak lima kali) |
√ |
|
|
|
Seluruh siswa
melakukan hafalan dengan mengulangi bacaan pada ayat selanjutnya pada
surat At Tiindengan bimbingan guru (Hafalan dengan
metode Tutor Sebaya dilakukan sampai pada keseluruhan ayat surat At Tiin
(*Pengulangan secara bil ghoib dilakukan sebanyak lima kali) |
15 |
Siswa antusias maju kedepan untuk memperdenga rkan/ menyetorkan hafalan surat At Tiin kepada Guru |
|
√ |
|
|
Sebagian besar siswa
antusias maju kedepan
untuk memperdengarkan/ menyetorkan hafalan surat At Tiin
kepada Guru |
C. |
Kegiatan Penutup |
|||||
16 |
Siswa antusias mengikuti kegiatan evaluasi materi
“Ayo Membacasurat At Tiin yang diberikan oleh guru. |
|
√ |
|
|
Sebagian besar siswa
antusias mengikuti kegiatan evaluasi materi
“Ayo Membacasurat At Tiin yang diberikan oleh guru. |
17 |
Siswa mengikuti kegiatan penguatan materi yang
diberikan |
√ |
|
|
|
Seluruh siswa mengikuti kegiatan penguatan materi |
|
oleh guru. |
|
|
|
|
yang diberikan oleh guru. |
18 |
Siswa mendengarkan pesan
moral yang diberikan guru untuk selalu
mengamalkan nilai al- Quran dalam kehidupan sehari-hari. |
√ |
|
|
|
Seluruh siswa mendengarkan pesan moral
yang diberikan guru
untuk selalu mengamalkan nilai al-Quran dalam kehidupan sehari-hari. |
19 |
Siswa memperhatikan guru menyampaikan informasi untuk pertemuan berikutnya. |
|
√ |
|
|
Sebagian besar siswa
memperhatikan guru menyampaikan informasi untuk pertemuan berikutnya |
20 |
Siswa membaca doa Kafaratul Majlis sebagai penutup kegiatan pembelajaran. |
|
√ |
|
|
Sebagian besar
siswa membaca doa Kafaratul Majlis sebagai penutup kegiatan pembelajaran. |
Nilai Perolehan = Skor
diperoleh × 100 Skor maksimal |
||||||
= 73 × 100
= 91,25 80 |
Tabel
3.9
Skor
Perolehan Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Skor Perolehan |
Nilai Huruf |
Klasifikasi |
91-100 |
A |
Sangat Baik |
81-90 |
B |
Baik |
71-80 |
C |
Cukup |
61-70 |
D |
Kurang |
0-60 |
E |
Gagal |
Observasi
aktivitas siswa mendapat skor 73 dari skor maksimal 100, dengan demikian diperoleh nilai 91,25 termasuk kategori Sangat baik.
34 |
Hasil Observasi aktivitas
guru ini berisi tentang aktivitas guru selama proses pembelajaran berlangsung. Untuk menentukan skor
penilaian, maka dilakukan dengan memperhatikan
beberapa kriteria yang telah ditentukan. Hasil observasi aktifitas
guru tersebut dapat dilihat pada tabel
4.17
Tabel
3.10
Observasi Aktifitas Guru siklus
II
No |
Aspek yang
diamati |
Skor |
Kriteria |
|||
4 |
3 |
2 |
1 |
|||
A. Kegiatan Pendahuluan |
||||||
1 |
Guru mengucapkan “Assalamu’alaikum Wr.Wb |
√ |
|
|
|
Guru mengucapkan salam dengan suara lantang sehingga semua siswa mengikuti instruksi guru |
2 |
Guru melakukan doa bersama siswa |
|
√ |
|
|
Guru melakukan doa bersama, tetapi sebagian kecil siswa
ada yang tidak khusyuk |
3 |
Guru memberikan breaking berupa semangat ice tepuk |
√ |
|
|
|
Guru memberikan ice breaking tepuk semangat tapi kurang bersemangat |
4 |
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran |
√ |
|
|
|
Guru melakukan tidak
penyampaian kegiatan pembelajaran |
5 |
Guru memberikan apersepsi pembelajaran |
|
√ |
|
|
Guru memberikan apersepsi dan sebagian besar siswa
merespon dengan cukup baik |
B. Kegiatan Inti |
||||||
6 |
Guru menginstruksikan siswa untuk
membuka buku mata pelajaran Al-
Qur’an Hadits materi “Mari
Membaca surat At Tiin |
√ 34 |
|
|
|
Guru memberikan instruksi secara jelas disertai nomor halaman materi
yang akan dipelajari |
7 |
Guru menggunakan
media pembelajaran berupa papan tulis
secara efektif dan efesien. |
|
√ |
|
|
Guru menggunakan media yang kurang menarik perhatian siswa. |
8 |
Guru membaca surat
At Tiin bersama
siswa |
√ |
|
|
|
Guru membaca surat At Tiin bersama siswa secara serentak dan siswa
antusias mengikuti |
9 |
Guru membaca ayat pertama dari surat At Tiin sesuai dengan
kaidah tajwid dan makhorijul huruf. |
√ |
|
|
|
Guru membaca
ayat pertama dari
surat At Tiin sesuai dengan kaidah tajwid dan
makhorijul huruf dengan baik. |
10 |
Guru menyimak bacaan yang dilakukan peserta didik secara
bin nadhar ayat pertama pada surat
At Tiin |
√ |
|
|
|
Guru menyimak bacaan yang dilakukan peserta didik secara bin nadhar ayat pertama pada surat At Tiin dengan baik. |
11 |
Guru membimbing peserta didik dalam mengulang bacaan ayat pertama pada surat
At Tiin sampai benar- benar bisa. |
√ |
|
|
|
Guru membimbing dengan
baik ketika peserta didik mengulang bacaan ayat pertama pada surat At Tiin sampai benar-benar
bisa. |
12 |
Guru melanjutkan membaca ayat selanjutnya dari surat At Tiin dengan benar
sesuai kaidah tajwid dan makhorijul huruf. (*Bacaan
diteruskan dengan menambah materi
ayat selanjutnya pada
surat At Tiin yang telah ditargetkan) |
√ |
|
|
|
Guru melanjutkan membaca
ayat selanjutnya dari surat At Tiin dengan benar sesuai kaidah tajwid
dan makhorijul huruf dan seluruh siswa memperhatikan dengan baik. |
||||
13 |
Guru menyimak bacaan ayat selanjutnya yang dilakukan peserta |
√ |
|
|
|
Guru menyimak bacaan
ayat selanjutnya yang
dilakukan peserta |
||||
|
didik secara bin nadhor
dan bil ghoib .(*Sima’i
diteruskan sampai pada target surat At Tiin secara keseluruhan) |
|
|
|
|
didik secara bin
nadhor dan bil ghoib dengan baik, hal
tersebut dilakukan sambil
membenarkan bacaan peserta didik
yang kurang tepat antara makhroj dan tajwidnya. |
||||
14 |
Guru membimbing peserta didik dalam memgulang bacaan ayat selanjutnya pada surat At Tiin (metode tutor sebaya) diteruskan sampai pada
target surat At Tiin yang telah ditentukan) |
√ |
|
|
|
Guru membimbing peserta didik dalam memgulang bacaan
ayat selanjutnya pada surat At Tiin (metode tutor sebaya) diteruskan sampai
pada target surat At Tiin
yang telah ditentukan)
dengan baik. |
||||
15 |
Guru menyimak &
mendengarkan bacaan surat At Tiin
peserta didik |
|
√ |
|
|
Guru menyimak & mendengarkan bacaan surat At Tiin peserta didik cukup baik |
||||
C. Kegiatan Penutup |
||||||||||
16 |
Guru melakukan evaluasi materi “Ayo Membaca Surat At Tiin. |
√ |
|
|
|
Guru melakukan evaluasi
tetapi hanya sebagian siswa
yang antusias |
||||
17 |
Guru melakukan refleksi untuk
penguatan materi “Ayo Membaca
Surat At Tiin serta memberikan tindak lanjut dalam
bentuk pemberian tugas
secara individu |
√ |
35 |
|
|
Guru melakukan refleksi tetapi
sebagian siswa yang memperhatikannya |
||||
18 |
Guru menyampaikan pesan
moral kepada siswa |
|
√ |
|
|
Guru menyampaikan pesan moral secara jelas,
tetapi sebagian siswa
yang memahaminya |
||||
19 |
Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya. |
√ |
|
|
|
Guru
menyampaikan informasi pembelajaran selanjutnya dengan jelas dan
baik |
||||
20 |
Guru menutup pembelajaran dengan membaca doa Kafaratul
Majlis. |
|
√ |
|
|
Guru menutup pembelajaran cukup baik, tetapi sebagian
kecil siswa ada yang kurang memperhatikan |
||||
75 x 100 = 93,75 80 |
= |
Nilai Perolehan = Skor perolehan ×
100 Skor maksimal |
Tabel 4.19
Skor Perolehan
Hasil Observasi Aktivitas Guru
Skor Perolehan |
Nilai Huruf |
Klasifikasi |
91-100 |
A |
Sangat Baik |
81-90 |
B |
Baik |
71-80 |
C |
Cukup |
61-70 |
D |
Kurang |
0-60 |
E |
Gagal |
Dari data hasil observasi guru dalam mengelola pembelajaran
menunjukkan bahwa perolehan skor nilai yang di dapat adalah 75 dengan nilai
observasi guru yakni 93,75 dan dari skor idealnya adalah 80. Berdasarkan hasil observasi tersebut,
menunjukkan bahwa kemampuan
guru dalam melakukan proses pembelajaran cukup berhasil. Hal ini
dikarenakan hasil rata-rata yang diperoleh dari hasil observasi kinerja guru
yang didapat sudah mencapai melebihi
indikator yang ditentukan yakni 85.
4. Hasil
Nilai Kemampuan Membaca Surat At Tiin
Untuk
mengetahui hasil kemampuan membaca siswa, peneliti melakukan penilaian non tes berupa penilaian unjuk kerja dan
performance yang berhubungan dengan membaca surat At Tiin
pada mata pelajaran PAI dan BP.
a)
Penilaian performance
Penilaian
performence ini dinilai ketika siswa telah melakukan bacaan dengan menggunakan metode Tutor Sebaya.
Dengan tujuan agar siswa mampu
bersemangat membaca Qs. At
Tiin ayat 1 - 8 secara keseluruhan dengan lancar, sesuai kaidah tajwid
dan makhorijul huruf. Penilaian ini memiliki 3 aspek penilaian yaitu :
1)
Aspek makhorijul hururf, siswa akan
memperoleh nilai 1 apabila makhorijul huruf
tidak tepat dan tempat keluarnya huruf tidak sesuai (kesalahan lebih dari 3 kali). Memperoleh nilai 2, apabila
makhorijul huruf benar,
tetapi tempat
1)
Aspek Tajwid, siswa akan memperoleh
nilai 1 apabila sebagian besar bacaan tajwid
kurang tepat (kesalahan lebih dari 3 kali). Memperoleh nilai 2, apabila sebagian kecil bacaan tajwid kurang tepat
(kesalahan 1-3 kali). Dan memperoleh nilai 3 apabila bacaan tajwid sangat tepat.
2)
Aspek Kelancaran, siswa akan
memperoleh nilai 1 apabila hafalan Qs. At Tiin
ayat 1- 8 kurang lancar
dan terbata- bata.
Memperoleh nilai 2 apabila
hafalan Qs. At Tiin ayat 1 - 8 lancar, tetapi
sedikit terbata-bata. Dan memperoleh nilai 3
apabila hafalan Qs. At
Tiin ayat 1 - 8
sangat lancar dan tidak terbata-bata.
Tabel 3.11
Hasil Penilaian Performence Siswa Pada Siklus II
No |
Kode Siswa |
Aspek Penilaian |
Nilai |
Ket |
||||||||
Makhroj |
Tajwid |
Kelancaran |
||||||||||
1 |
2 |
3 |
1 |
2 |
3 |
1 |
2 |
3 |
||||
1 |
Affita Nabella putri |
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
88 |
Tuntas |
2 |
Aklian Yusrintan |
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
88 |
Tuntas |
3 |
Amira Zaina Yasmin |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
100 |
Tuntas |
4 |
Aqilla Nur Cahyani |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
100 |
Tuntas |
5 |
Aryan Raqilla
Athallah |
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
88 |
Tuntas |
6 |
Assyifa Aulia |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
100 |
Tuntas |
7 |
Destian chandra Wibisana |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
100 |
Tuntas |
8 |
Earlene Lavina
Nugroho |
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
66 |
Belum Tuntas |
9 |
Febrian Wahyu
Saputra |
|
√ |
|
37 |
√ |
|
|
√ |
|
88 |
Tuntas |
10 |
M. Dzaki Setyawan |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
100 |
Tuntas |
11 |
Nadhifa Askana |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
100 |
Tuntas |
12 |
Nayla Ufa Janna |
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
88 |
Tuntas |
13 |
Rizqi Eza Hendra Kusuma |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
100 |
Tuntas |
14 |
Septian Putri |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
100 |
Tuntas |
15 |
Shifan Hanif
Alfarezel |
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
66 |
Belum Tuntas |
16 |
Syafa Maheswari |
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
88 |
Tuntas |
17 |
Valencia Agrysti Andayani |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
100 |
Tuntas |
18 |
Edrea Alma
Maheswari |
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
88 |
Tuntas |
Jumlah siswa
secara keseluruhan : 18 siswa
38 |
Jumlah siswa sudah tuntas : 16 siswa Jumlah siswa yang tidak mengikuti tes : 0 siswa Jumlah
siswa yang belum tuntas :
2 siswa Nilai rata-rata hasil performence siswa kelas V A :
Rata-rata yang dicari |
= |
Jumlah nilai seluruh
siswa Jumlah seluruh siswa |
|
= |
1648 |
|
|
18 |
Persentase Ketuntasan |
= = |
91,55 16 × 100% |
|
|
18 |
|
= |
88,
89 % |
Persentase Belum
Tuntas = 100%
- 88,89%
= 11,11 %
Bedasarkan data tersebut hasil penilaian kemampuan
membacasiswa aspek performence pada siklus II rata-rata
didapatkan seluruh siswa kelas V A adalah 91,55 dari 18 siswa, 16 siswa dengan
persentase 88,89% memenuhi
KKM, 0 siswa tidak mengikuti tes dan 2 siswa
dengan persentase 11,11% tidak memenuhi KKM
HASIL PENILAIAN PERFORMANCE SISWA SIKLUS II |
120 |
100 100 |
100 100 |
100 100 |
100 100 |
100 |
100 |
88 88 |
88 |
88 |
88 |
88 |
88 |
80 |
66 |
66 |
60
40
20
0 |
Diagram 3.1
Hasil Penilaian Performence Siswa Pada Siklus II
39 |
a.
Refleksi
Pada kegiatan siklus I dan siklus II
dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti materi
“Ayo Membaca Surah At Tiin” di kelas V A SDN Sondakan Surakarta diperoleh nilai
rata-rata siklus (I) 68,55 dan Sikuls (II) 91,55. Persentase ketuntasan belajar Siklus (I) 44,44% dan Siklus (II) 88,89%. Jumlah siswa yang tuntas pada siklus I ada 8 anak dan siklus II ada 16 anak. Hasil observasi aktivitas guru dan siswa pada siklus
I diperoleh skor 83,75 dan 83,75. Sedangkan
hasil observasi guru dan siswa pada siklus II diperoleh
skor 93,73 dan 91,25. Sehingga pada siklus II
ini sudah mencapai target atau indikator kinerja yang diharapkan.
Peneliti beserta guru kelas V A SDN
Sondakan Surakarta, sepakat bahwasanya tidak
perlu melakukan pengulangan kegiatan pembelajaran pada siklus selanjutnya, dikarenakan telah melebihi
target yang telah ditentukan.
Dengan
adanya metode Tutor Sebaya ini sangat membantu
kegiatan pembelajaran
membacadidalam kelas. Guru juga merasa diuntungkan karena suasana kelas menjadi lebih kondusif, siswa lebih
bersemangat untuk membaca Surat At Tiin.. Selain
guru, siswa juga merasakan kesenangan saat melaksanakan kegiatan membaca surat At Tiin dengan menggunakan metode
Tutor Sebaya di dalam kelas dan mereka lebih mudah untuk memahami
maupun mengingat surat & ayat yang telah mereka baca. Karena salah satu kelebihan
dari metode ini yaitu
dapat meningkatkan semangat dalam membaca
ayat dalam Al-Qur’an.
A.
Pembahasan Tiap Siklus dan Antar Siklus
1. Penerapan Metode Tutor Sebaya materi “Ayo Membaca Surah At Tiin”
Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
Penerapan metode Tutor
Sebaya dalam rangka
meningkatkan kemampuan membaca
siswa pada penelitian tindakan kelas ini dilakukan selama tiga siklus
pembelajaran. Penggunaan metode
ini dapat membantu
meningkatkan kemampuan membacasiswa dalam materi “Ayo Membaca Surah At Tiin” karena membuat
siswa menjadi semangat, tanggap, aktif serta
meningkatkan daya ingatan siswa dalam materi “Ayo Membaca Surah At Tiin”.
Berikut disajikan diagram peningkatan
nilai akhir aktivitas guru dan siswa siklus I
dan siklus II.
40 |
Diagram Hasil Observasi Guru dan Siswa |
100
95
90
85 |
Observasi Guru Observasi Siswa |
80
75 |
Pra siklus |
Siklus I |
Siklus II |
Diagram 3.2
Hasil
Observasi Aktivitas Guru dan Siswa
Dari
diagram tersebut menunjukkan adanya kenaikan dari siklus I ke siklus II. Aktivitas guru pada siklus I sudah termasuk dalam kategori baik
dengan nilai akhir 83,75 dan aktivitas siswa juga tergolong
kategori baik dengan nilai akhir 83,75. Kesulitan pada siklus I karena siswa
belum terbiasa menggunakan metode baru seperti
metode Tutor Sebaya,
sehingga beberapa siswa terlihat kaget meskipun sudah dijelaskan
oleh guru ketika awal pembelajaran dan metode ini juga termasuk metode yang mudah dan menyenangkan serta kurang adanya media pembelajaran yang mendukung,
sehingga siswa kurang antusias dalam melakukan hafalan serta kurang fokus terhadap guru.
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus
I, peneliti sepakat dengan guru kelas untuk
melakukan siklus II dengan memperhatikan hal-hal yang menyebabkan kurang maksimalnya hasil penelitian di kelas V A. Pada siklus II aktivitas guru dan siswa tergolong baik. Terbukti dengan peningkatan
skor pada aktivitas guru dari 83,75 siklus
I menjadi 93,73 pada siklus II. Aktivitas siswa juga mengalami
peningkatan skor dari 83,75 di siklus
I menjadi 91,25 di siklus II. Kesulitan pada siklus I karena sebagian siswa belum bisa membaca sesuai dengan
makhrijul huruf dan ilmu tajwid serta media
pembelajaran sudah ada namun siswa kurang jelas
dalam melakukan bacaan
dan kurang fokus
terhadap guru.
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II, peneliti sepakat
dengan guru kelas
untuk melakukan siklus
II dengan memperhatikan hal-hal yang menyebabkan kurang
41 |
maksimalnya hasil penelitian di kelas V A. Pada siklus II
aktivitas guru dan siswa tergolong sangat
baik. Terbukti dengan
peningkatan skor akhir
pada aktivitas guru dari 84,00 siklus II menjadi 92,50 pada siklus II. Aktivitas
siswa juga mengalami
peningkatan skor akhir dari 87,50 di siklus II menjadi 91,25 pada siklus II. Dengan demikian baik aktivitas guru dan aktivitas
siswa tidak perlu, melakukan pengulangan pada siklus selanjutnya, karena sudah melebihi
target yang ditentukan.
Peningkatan kemampuan membaca al-Qur’an materi “Ayo
MembacaSurah At Tiin” Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti melalui
Metode Tutor Sebaya di SDN Sondakan Surakarta.
Berdasarkan hasil non tes kemampuan membaca
siswa pada siklus I, siswa mendapatkan
nilai rata-rata kelas 68,55 dan persentase ketuntasan belajar mencapai 44,44 % siswa yang tuntas dalam belajar 8
dari 18 siswa. Dari hasil siklus II dapat dikatakan
penelitian ini sudah berhasil, dikarenakan sudah mencapai indikator kinerja yang telah
ditentukan.
Permasalahan-permasalahan yang berada disiklus
I yaitu :
• Siswa
belum terbiasa menggunakan metode baru seperti metode Tutor Sebaya, sehingga beberapa siswa terlihat kaget meskipun
sudah dijelaskan oleh guru ketika
awal pembelajaran dan metode ini juga termasuk
metode yang mudah dan menyenangkan kurang adanya media
pembelajaran yang mendukung, sehingga siswa
kurang antusisas dalam melakukan hafalan serta kurang fokus terhadap guru.
• Kurang
adanya media pembelajaran yang mendukung, sehingga siswa kurang antusias
dalam melakukan hafalan serta kurang
fokus terhadap guru.
• Saat guru melakukan penilaian
performence yang ditunjukkan dengan melafalkan hafalan
didepan guru, guru memberikan instruksi “yang sudah hafal,
ayo maju kedepan , di sima’kan kepada bu guru” sebagian siswa malu-malu. Dikarenakan beberapa siswa yang hafalannya
belum lancar ditertawakan oleh teman-
temannya, sehingga membuat yang lain menjadi kurang percaya diri untuk maju
kedepan.
Dari permasalahan-permasalahan yang berada pada siklus I,
peneliti dan guru kelas memutuskan untuk melaksanakan siklus II dengan membenahi permasalahan- permasalahan yang berada
pada siklus I, hasil diskusi
antara guru dan peneliti yaitu :
a) Menjelaskan dan membimbing siswa
bagaimana melaksanakan pembelajaran
materi “Ayo Membaca Surah At Tiin dengan metode Tutor Sebaya
yang baik
dan benar, sehingga
siswa akan lebih termotivasi dan bersemangat dalam membaca.
b)
Saat melakukan proses belajar
mengajar, guru akan membuat media pembelajaran.
Yang pada siklus sebelumnya hanya menggunakan papan tulis sebagai
media, untuk selanjutnya peneliti berinisiatif menampilkan video pembelajaran tentang
Surat At Tiin. Diharapkan media tersebut mampu
menarik perhatian siswa agar fokus memperhatikan guru saat KBM berlangsung.
c)
Dalam melakukan penilaian
performence, peneliti berinisiatif agar siswa yang pada siklus sebelumnya malu-malu maju kedepan menjadi lebih percaya diri.
Dan guru juga akan
mengajarkan rasa saling menghargai terhadap sesama teman serta memberikan Tutor Sebaya pada siswa. Oleh karena itu, pada pertemuan selanjutnya guru akan
memberikan stimulus berupa reward kepada seluruh
siswa yang sudah berani tampil kedepan. Untuk menunjukkan hafalan At Tiin
dengan percaya diri didepan kelas.
Bedasarkan hasil non tes kemampuan
membacasiswa pada siklus II siswa
mendapatkan nilai rata-rata kelas 91,55 dan persentase ketuntasan
belajar mencapai 88,89% siswa yang
tuntas dalam belajar 16 dari 18 siswa. Dari hasil siklus II dapat dikatakan
penelitian ini sudah berhasil, dikarenakan sudah mencapai indikator
kinerja yang telah ditentukan.
B. Kesimpulan dari Hasil Penelitian
Bedasarkan hasil non tes siswa dari
siklus I dan II diperoleh data tentang kemampuan
membacasiswa terhadap materi “Ayo Membaca Surah At Tiin” dengan menggunakan metode Tutor Sebaya pada mata
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti adalah sebagai berikut :
Tabel 4.23
Data peningkatan Hasil Non Tes Pra
Siklus, Siklus I dan Siklus II
No |
Keterangan |
Pra
Siklus |
Siklus I |
Siklus II |
Peningkatan dari Siklus
I ke Siklus II |
1 |
Nilai rata-rata kelas |
62,94 |
68,55 |
91,55 |
23,00 |
2 |
Persentase tingkat ketuntasan belajar |
27,77% |
44,44% |
88,89% |
44,45% |
3 |
Jumlah siswa
yang tuntas |
5 |
8 |
16 |
8 |
Berdasarkan tabel di atas didapatkan
data bahwa pada pra siklus kemampuan membaca
siswa termasuk kategori sangat kurang dengan nilai rata-rata 62,94 dan persentase ketuntasan belajar sebesar
27,77% dengan mendapatkan kategori kurang. Pada siklus I kemampuan membaca
siswa termasuk kategori
cukup dengan nilai rata- rata kelas 68,55 dan persentase ketuntasan belajar sebesar
44,44% dengan mendapatkan kategori cukup, jumlah siswa
yang memenuhi KKM sebanyak 8 dari 18
siswa. Pada siklus II dengan materi yang sama, nilai rata-rata kelas sebanyak 91,55 yang dapat dikategorikan sangat
baik, untuk persentase ketuntasan belajar sebanyak 88,89% dapat dikategorikan sangat baik, untuk siswa yang berhasil memenuhi
KKM sebanyak 16 dari 18. Data peningkatan nilai rata-rata siswa,
pesentase tingkat ketuntasan siswa dan jumlah
siswa yang tuntas
dapat dilihat dalam diagram sebagai berikut :
Nilai hasil rata - rata dan Jumlah Ketuntasan |
100 80 60 40 |
Nilai rata -
rata Jumlah Ketuntasan |
20 0 |
Pra Siklus |
Siklus I |
Siklus II |
Diagram 3.3
Hasil Nilai
Rata-rata dan Jumlah siswa
yang Tuntas
Persentase Tingkat Ketuntasan Siswa |
100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% |
Ketuntasan Siswa |
Pra Siklus Siklus I Siklus II |
Diagram 3.4
Persentase Tingkat
Ketuntasan Siswa
Berdasarkan tindakan yang dilakukan pada siklus I dan II, keberhasilan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas V A, SDN
Sondakan Surakarta melalui metode Tutor Sebaya
dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut :
1) Skor hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa minimal adalah 80
2) Perolehan skor nilai rata-rata kelas minimal 80
3)
Metode Tutor Sebaya dikatakan
berhasil jika > 80% siswa mampu memperoleh nilai diatas KKM yakni 75
Berdasarkan hasil siklus
I, siklus II dan siklus
II kita dapat mengetahui bahwa
penelitian ini sudah berhasil mencapai
indikator dengan maksimal.
Dengan tercapainya indikator
maka penelitian ini dikatakan sudah berhasil dan tidak perlu adanya pengulangan lagi pada siklus
selanjutnya, pencapaian indikator kinerja penelitian ini adalah :
1)
Skor hasil observasi aktivitas guru
dan aktivitas siswa minimal adalah 92,50 dan 91,25
2)
Perolehan skor nilai
rata-rata kelas minimal
80
3)
Jumlah siswa yang mencapai KKM
sebanyak 19 anak, dengan persentase ketuntasan 90,48%.
Tabel 3.15 Ringkasan Hasil Penelitian
No |
Keterangan |
Pra Siklus |
Siklus I |
Siklus II |
Peningkatan dari siklus I ke
Siklus II |
1 |
Aktivitas Guru |
- |
83,75% |
93,73% |
9,98% |
2 |
Aktivitas Siswa |
- |
83,75% |
91,25% |
7,5% |
3 |
Nilai rata-rata kelas |
62,94 |
68,55 |
91,55 |
23,00 |
4 |
Persentase
tingkat ketuntasan belajar |
27,77% |
44,44% |
88,89 % |
44,45% |
5 |
Jumlah siswa yang tuntas |
5 |
8 |
16 |
8 |
Berdasarkan tabel ringkasan hasil penelitian diatas,
dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian mengalami peningkatan dalam
lima aspek : yakni (1) aspek aktivitas guru siklus
I sampai dengan siklus II terjadi peningkatan 9,98%. (2) aspek aktivitas peserta didik
siklus I sampai dengan siklus II terjadi peningkatan 7,5%. (3) aspek rata-rata
kelas dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan sebesar 23,00. (4)
aspek ketuntasan belajar dari siklus
I ke siklus II terjadi peningkatan persentase 44,45%. (5) aspek jumlah siswa yang tuntas, dari siklus 1 ke siklus II
mengalami peningkatan sebanyak 8 siswa dari 21
siswa. Pada siklus II nilai kemampuan membaca peserta didik mengalami
peningkatan karena peneliti memperhatikan
kekurangan kekurangan yang sebelumnya pada siklus I tidak maksimal selama pembelajaran dan berusaha memaksimalkan di
siklus II agar kegiatan pembelajaran
membaca lebih maksimal. Peserta didik juga aktif berpartisipasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
membaca, ketika diajak membaca peserta didik
melakukannya dengan sungguh-sungguh, penuh tanggung jawab serta lebih
percaya diri dari siklus sebelumnya.
Hasil penelitian ini didukung oleh
sebuah teori yang sudah dicantumkan peneliti
pada kajian teori di bab II, yang menyatakan bahwa dengan penerapan
Tutor Sebaya dapat meningkatkan minat membaca surat –
surat pendek siswa.
Berdasarkan beberapa pemaparan dari para peneliti lain yang menggunakan metode Tutor sebaya
dalam pembelajaran Al Qur’an, seperti penelitian yang dilakukan oleh Robiatul Aekah dalam judul penelitian
“PENERAPAN METODE TUTOR SEBAYA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN
SISWA KELAS VII PADA MATA PELAJARAN PAI DI SMP AL-GHAZALI KOTA
BOGOR”, dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan
model pembelajaran metode tutor sebaya dapat meningkatkan kemampuan
membaca surat Al-Qaria’ah. Penelitian yang dilakukan oleh Heriadi dalam judul penelitian “PENERAPAN METODE SEBAYA
UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI
DAN HASIL BELAJAR
PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI MEMBACA
AL-QUR’AN”, dengan hasil
penelitian dapat disimpulkan pembelajaran dengan metode tutor sebaya dapat meningkatan motivasi dan hasil belajar,
baik afektif, kognitif maupun psikomotorik peserta didik.
Berdasarkan penguatan dari peneliti lain
dan juga dari hasil penelitian tindakan kelas yang sudah dilakukan
peneliti dapat diambil
kesimpulan bahwa penggunaan metode Tutor Sebaya dapat dijadikan referensi guru untuk
meningkatkan kemampuan membaca surat-surat pendek pada peserta
didik.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan selama dua siklus,
hasil seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan
dapat disimpulkan sebagai berikut :
a.
Pelaksanaan metode pembelajaran Tutor sebaya pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI) elemen
Qur’an Hadist kelas VA SDN Sondakan Surakarta sudah berjalan lancar. Hal ini ditandai dengan
peningkatan keaktifan siswa yang sebelumnya cenderung pasif dan setelah
diterapkan metode pembelajaran Tutor Sebaya mulai mengalami peningkatan dalam keaktifannya di dalam
kelas saat pembelajaran sedang berlangsung.
b.
Penerapan metode pembelajaran Tutor Sebaya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) elemen Qur’an Hadist dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Hal ini dapat diketahui
dari hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan setelah diadakan tindakan pra siklus, siklus I dan siklus II.
Hal ini menunjukkan target yang diharapkan telah tercapai
dan mengalami peningkatan pada kemampuan
menghafal materi “Ayo Membaca Surah At Tiin” dengan menggunakan metode Tutor Sebaya
B. Rekomendasi
Rekomendasi Berdasarkan hal-hal yang
telah dikemukakan selanjutnya dapat diajukan
beberapa rekomendasi sebagai
berikut:
1.
Penelitian dengan menggunakan Tutor
Sebaya dapat meningkatkan kemampuan membaca pada siswa, diharapkan dapat digunakan sebagai
masukan bagi peneliti
lain untuk melakukan penelitian yang serupa atau
bahkan perbandingan dengan metode lain untuk
penelitian.
2. Penerapan motode reward dan punishmen dalam kegiatan belajar mengajar membaca surat
– surat pendek sangat bermanfaat bagi guru dan siswa, maka
diharapkan motode Tutor Sebaya dapat dilakukan secara
berkesinambungan dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
C. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti lebih efektif dan memberikan hasil yang optimal
bagi siswa, maka peneliti
menyarankan :
1.
Sebelum memilih metode yang
digunakan dalam proses pembelajaran, hendaknya guru lebih mempertimbangkan tujuan
yang akan dicapai dalam proses pembelajaran. Lebih mempertimbangkan
pemilihan materi atau bahan ajar pembelejaran serta memperhatikan kondisi
dan dilingkungannya.
2.
Untuk melaksanakan metode Tutor Sebaya memerlukan persiapan yang
matang sehingga guru harus mampu
menentukan atau memilih materi pembelajaran yang benar-benar bisa diterapkan menggunakan metode tersebut,
sehingga bisa diperoleh hasil yang optimal.
3.
Dalam rangka meningkatkan kemampuan membaca pada siswa, guru hendaknya lebih sering melatih dengan berbagai metode atau media
pembelajaran walaupun dalam taraf yang sederhana,
dimana setiap siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga
siswa mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
DAFTAR PUSTAKA
Heriadi, (2022), Penerapan Metode
Tutor Sebaya untuk
Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar
Peserta Didik Pada Kompetensi
Membaca Al-Qur’an, Makasar.
Midoni, Ahmad Husein (2022) Implementasi Metode Tutor Sebaya dalam Meningkatkan Partisipasi Siswa Belajar Al-Qur’an pada Mata Pelajaran PAI Kelas XI IPA 1 SMA.
Remiswal. 2013. Format Pengembangan PAIKEM dalam Pembelajaran Agama Islam.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Zaenuri,
S.Pd.I,M.Ag. (2022). Metode Pembelajaran
Tutor Sebaya (Peer Tutoring) Sebagai Metode
Alternatif Dalam Pembelajaran BTQ (Baca Tulis Al-Qur’an) pada Kegiatan Ekstra
Kurikuler PAI di SMP”
Salim,
Moh. Haltami. 2012. Studi Ilmu Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Islam.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Suma, Muhammad Amin.
2014. Ulumul Qur’an.
Jakarta.Suyadi. 2015. Penelitian
Tindakan Kelas.
Sya’rawi, Syaikh Mutawalli. Gerbang Memahami Al-Qur’an. Tanggerang: Jawa Barat.
Budimansyah, D., & Komariah,
K. (2001). Pendidikan Karakter:
Nilai inti bagi upaya pembinaan kepribadian bangsa. Bandung: Widya AksaraPress.
Bunyamin, B. (2018). Konsep Pendidikan akhlak menurut Ibn Miskawaih dan Aristoteles (Studi Komparatif). Jurnal PendidikanIslam,9(2),127-142.
Darajat,Z.(1992).Ilmu pendidikan Islam. In.Jakarta:BalaiPustaka.
Selengkapnya ada di bawah ini!
Komentar
Posting Komentar